Diwartakan New York Times, negara-negara Barat lainnya juga mengumumkan tindakan pembalasan terhadap Rusia, dengan Jerman pada Selasa (22/2/2022) menghentikan sertifikasi pipa Nord Stream 2 yang kontroversial yang akan mengangkut gas alam dari Rusia ke Jerman.
"Langkah-langkah hukuman di Rusia mungkin dianggap kurang agresif dari yang diharapkan dan beberapa ekspektasi mengarah ke penghentian untuk saat ini," tulis Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar yang berbasis di Singapura untuk IG Group, dalam sebuah catatan penelitian pada Rabu (23/2/2022).
Dia menunjukkan bahwa dampak "lebih keras" dari hukuman itu mungkin berasal dari sanksi utang negara, yang secara efektif memotong Rusia dari pembiayaan Barat.
Tetapi sanksi lain terhadap bank-bank milik negara dan elit Rusia tampaknya dianggap "relatif sederhana" oleh pasar.
"Konon, situasinya tetap sangat fluktuatif dan tidak pasti, dan aliran berita negatif apa pun berpotensi membuat pasar bergejolak," tambah Yeap.
Dilansir CNN, kenaikan Rabu ini sangat kontras dengan hari perdagangan sebelumnya, ketika pasar saham global jatuh dan harga minyak mentah melonjak menjadi $99 per barel, setelah Rusia memerintahkan pasukan ke bagian timur Ukraina.
Dow ditutup turun hampir 483 poin, atau 1,4 persen. S&P 500 mengakhiri hari ini 1 persen lebih rendah, memasuki koreksi, ditentukan oleh penurunan 10 persen dari puncak terbarunya.
Nasdaq turun 1,2 persen.
Berita lain terkait dengan Pasar Saham
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)