TRIBUNNEWS.COM - Pada Rabu (23/2/2022) Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan yang bertanggung jawab membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia.
Sanksi ini menambah daftar hukuman Moskow setelah mengakui kemerdekaan dua wilayahnya.
Dikutip Reuters, sanksi ini menargetkan perusahaan Nord Stream 2 AG dan CEO Matthias Warnigs.
Tekanan pada proyek Laut Baltik yang dirancang untuk menggandakan kapasitas aliran gas dari Rusia ke Jerman pun semakin meningkat
Baca juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat dan Siapkan Pasukan Cadangan, Rusia Dikenai Sanksi Baru
Baca juga: Situasi Memanas, Diplomat Rusia Tinggalkan Ukraina
Nord Stream 2, proyek energi yang memicu keteganan di Eropa belum mulai beroperasi dan masih menunggu sertifikasi dari Jerman dan Uni Eropa (UE).
Olaf Scholz hentikan proses sertifikasi Nord Stream 2
Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan bahwa Jerman menghentikan proses sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia, Selasa (22/2/2022).
"Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan sehingga tidak ada sertifikasi pipa dan tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi," kata Scholz.
Pada Senin (21/2/2022), Presiden Rusia, Vladimir Putin secara resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina timur.
Tindakan ini semakin menambah ketegangan dan ancaman invasi kepada Ukraina.
Baca juga: Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Vladimir Putin Kirim Pasukan ke Ukraina Timur
Baca juga: Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Telah Dimulai, Inggris Siap Jatuhkan Sanksi
Apa itu Nord Stream 2 dan kenapa dipermasalahkan?
Nord Stream adalah sistem pipa gas alam lepas pantai di Eropa, yang mengalir di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.
Dilansir DW, Konstruksi proyek pipa ini telah selesai, tetapi masih membutuhkan sertifikasi peraturan dari otoritas Jerman sebelum gas dapat dikirimkan.
Pipa gas Nord Stream menjadi sumber perselisihan dengan AS, yang telah menyatakan keprihatinan bahwa hal itu meningkatkan ketergantungan Eropa pada Rusia untuk kebutuhan energinya.
Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden mengancam bahwa proyek Nord Stream 2 tidak akan berjalan jika tank dan pasukan Rusia melintasi perbatasan Ukraina.
“Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina," kata Biden, seperti dikutip Al Jazeera.
"Seperti yang telah saya jelaskan, kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah lebih lanjut jika Rusia terus meningkat," imbuhnya.
Departemen Keuangan AS mengeluarkan lisensi umum yang mengizinkan "penghentian" transaksi dengan Nord Stream 2 AG hingga 2 Maret.
Sanksi tersebut tidak mempengaruhi Gerhard Schroeder, mantan kanselir Jerman dan teman dekat Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah mengepalai komite pemegang saham Nord Stream sejak 2005.
Nord Stream 2 akan menggandakan jumlah gas yang mengalir dari Rusia ke Jerman dan akan melewati Ukraina, karena mengalir di sepanjang dasar Laut Baltik.
Apa arti pengakuan Putin terhadap Donbas?
Donetsk dan Luhansk yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas, merupakan wilayah separatis yang didukung Rusia.
Keduanya memisahkan diri dari pemerintah Ukraina pada 2014 dan memproklamirkan sebagai "republik rakyat" yang independen.
Sejak saat itu, Ukraina mencatat ada 15.000 orang tewas dalam pertempuran dengan para pemberontak dari dua wilayah tersebut.
Rusia menyangkal terlibat dalam konflik saudara ini, namun pihaknya mendukung kelompok separatis melalui militer rahasia, keuangan, pasokan vaksin Covid-19, hingga pengadaan paspor.
Pada Senin (21/2/2022), untuk pertama kalinya Rusia menganggap Donbas bukan bagian dari Ukraina.
Ini bisa menjadi jalan bagi Moskow untuk mengirim pasukan militer ke wilayah separatis itu secara terbuka dengan dalih melindungi mereka dari Ukraina.
Alexander Borodai, seorang anggota parlemen Rusia dan mantan pemimpin politik Donetsk mengatakan bulan lalu, bahwa separatis akan meminta Rusia membantu mereka merebut kendali atas wilayah Donetsk dan Luhansk yang masih berada di bawah kendali pasukan Ukraina.
Jika itu terjadi, bisa memicu konflik militer terbuka antara Rusia dan Ukraina.
Nord Stream 2 AG adalah perusahaan Swiss terdaftar yang perusahaan induknya adalah raksasa gas milik negara Rusia, Gazprom.
Gazprom memiliki seluruh pipa tetapi membayar setengah biaya, dengan sisanya ditanggung oleh Shell, OMV Austria (OMVV.VI) , Engie Prancis dan Uniper Jerman (UN01.DE) dan Wintershall DEA [RIC:RIC:WINT.UL].
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)