News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Umumkan Darurat Militer, Presiden Zelensky: Jangan Panik, Kami akan Menang

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan darurat militer, mengaku yakin akan menang dan minta warga tetap tenang dan jangan panik.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan darurat militer dalam pidato nasional singkat pada Kamis (24/2/2022).

Dalam pidato tersebut, Zelensky menyebut pihak Rusia telah melakukan serangan terhadap infrastruktur militernya.

Ia juga mengumumkan ada ledakan yang terdengar di banyak kota di Ukraina.

"Warga Ukraina yang terhormat, pagi ini Presiden Putin mengumumkan operasi militer khusus di Donbas. Rusia melakukan serangan terhadap infrastruktur militer kami dan penjaga perbatasan kami."

"Ada ledakan terdengar di banyak kota di Ukraina. Kami memperkenalkan darurat militer di seluruh wilayah negara kami," kata Zelenskyy dalam pidato video, dikutip dari Al Jazeera.

Zelensky juga mengaku telah menghubungi Presiden AS Joe Biden untuk membicarakan 'serangan Rusia' ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19. (Twitter Volodymyr Zelenskyy)

Menurutnya, dukungan internasional akan hadir untuk membantu negaranya.

Untuk itu, ia meminta warga Ukraina untuk tetap tenang dan jangan panik.

Ia pun menyebut Ukraina akan menang melawan invasi Rusia ini.

"Semenit yang lalu saya berbicara dengan Presiden Biden. AS sudah mulai menyatukan dukungan internasional. Hari ini kalian masing-masing harus tetap tenang."

"Tetap di rumah jika Anda bisa. Kami sedang bekerja. Tentara sedang bekerja. Seluruh sektor pertahanan dan keamanan bekerja,” kata Zelensky.

"Jangan panik. Kami kuat. Kami siap untuk semuanya. Kami akan menang atas semua orang karena kami adalah Ukraina," tambahnya.

Baca juga: Rusia Mulai Perang dan Menggempur Ukraina, Shevchenko Sebelumnya Posting Ini di Akun Instagramnya

Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan operasi militer di Ukraina, Kamis (24/2/2022) waktu setempat.

Putin kemudian memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya yang menganggu tindakan Rusia akan menyebabkan konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.

Menanggapi hal ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia.

Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menolak klaim Moskow bahwa negaranya merupakan ancaman bagi Rusia.

Ia juga membuat permohonan yang penuh semangat untuk perdamaian.

Sebelum pengumuman Putin, para pemimpin dunia bekerja untuk mempertahankan sikap bersatu dan bersumpah untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras jika terjadi invasi penuh.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat Rabu malam atas permintaan Ukraina.

Berikut 5 hal yang perlu diketahui tentang konflik Ukraina dan krisis keamanan di Eropa Timur yang dikutip dari APNews:

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi terhadap Perusahaan Pembangun Pipa Nord Stream 2 Rusia

1. Putin Membuat Gerakan

Putin mengatakan, operasi militer diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur.

Pernyataan itu merupakan klaim keliru yang telah diprediksi AS akan dia buat untuk membenarkan sebuah invasi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh AS dan sekutunya mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.

Dia mengatakan, tujuan Rusia bukan untuk menduduki Ukraina.

Presiden AS Joe Biden mengecam serangan itu sebagai tindakan tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.

Saat Putin berbicara, ledakan besar terdengar di Kyiv, Kharkiv dan daerah lain di Ukraina.

2. Presiden Ukraina Mengajukan Perdamaian

Berbicara dalam bahasa Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky memberikan pidato emosional pada Kamis (24/2/2022) pagi.

Ia menginginkan perdamaian peduh, tetapi jika diserang, Ukraina akan membela diri.

"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.

"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."

"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.

Baca juga: Jika Rusia Hentikan Pemasokan Gas, Bisakah Eropa Beralih ke LNG?

Zelensky mengaku sudah meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam tetapi Kremlin tidak menanggapi.

Sebelumnya pada Rabu, Ukraina memberlakukan keadaan darurat nasional.

Keadaan yang memungkinkan pihak berwenang untuk memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik.

3. Tindakan yang Diambil PBB

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan darurat di Ukraina pada Rabu malam.

Pertemuan yang hanya dua hari setelah sesi darurat lainnya.

Namun, dalam pertemuan itu tidak terlihat dukungan bagi keputusan Rusia untuk mengakui dua wilayah pemberontak Ukraina sebagai wilayah independen dan memerintahkan pasukan Rusia di sana untuk penjaga perdamaian.

"Jika memang operasi sedang dipersiapkan, saya hanya memiliki satu hal untuk dikatakan dari lubuk hati saya: Presiden Putin, hentikan pasukan Anda dari menyerang Ukraina."

"Beri kesempatan damai. Terlalu banyak orang yang telah meninggal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Baca juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat dan Siapkan Pasukan Cadangan, Rusia Dikenai Sanksi Baru

Para diplomat dewan PBB saat ini sedang menyelesaikan rancangan resolusi yang akan menyatakan bahwa Rusia melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi dewan tahun 2015 tentang Ukraina.

Resolusi itu akan mendesak Rusia untuk segera kembali patuh.

Pada pertemuan Majelis Umum Rabu pagi, Rusia dan sekutu Suriah membela langkah Moskow.

Tetapi bahkan China, yang biasanya memihak Rusia di PBB, berbicara tentang prinsip lama badan dunia itu untuk menghormati kedaulatan negara dan perbatasan yang diakui secara internasional, tanpa menyebut nama Rusia.

4. Kapan Barat akan Memberikan Sanksi Lebih Banyak?

Pasukan Ukraina bukan tandingan kekuatan militer Moskow.

Jadi Kyiv mengandalkan negara lain untuk menyerang Rusia dengan sanksi keras.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Twitter bahwa Barat harus menargetkan Putin di tempat yang menyakitkan tanpa penundaan.

"Pukul ekonomi dan kroni-kroninya. Pukul lebih banyak. Pukul dengan keras. Pukul sekarang," tulis Kuleba.

Biden pada hari Rabu mengizinkan sanksi untuk bergerak maju terhadap perusahaan yang membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia-ke-Jerman dan terhadap CEO perusahaan.

Biden membebaskan sanksi tahun lalu ketika proyek itu hampir selesai, sebagai imbalan atas kesepakatan dari Jerman untuk mengambil tindakan terhadap Rusia jika menggunakan gas sebagai senjata atau menyerang Ukraina.

Sebuah ledakan terlihat pada Kamis dini hari di kota Kharkiv, Ukraina (via Daily Mail)

Jerman mengatakan pada Selasa bahwa mereka menangguhkan pipa tanpa batas.

Pendukung Barat Ukraina mengatakan, mereka telah mengirimkan pesan yang kuat dengan sanksi gelombang pertama pada hari Selasa.

Mereka mengatakan pasukan Rusia yang bergerak di luar wilayah yang dikuasai separatis akan menghasilkan sanksi yang lebih menyakitkan dan mungkin perang terbesar dalam satu generasi di daratan Eropa.

"Ini adalah rezim sanksi terberat yang pernah kami terapkan terhadap Rusia," kata Menteri Luar Negeri Inggris tentang langkah-langkah yang menargetkan bank-bank utama yang mendanai militer dan oligarki Rusia.

"Tapi itu akan lebih jauh, jika kita melihat invasi skala penuh ke Ukraina," tambahnya.

5. Ambruknya Ekonomi Ukraina dan Mendapat Serangan Siber

Saat ini, ekonomi Ukraina terkikis paling cepat di bawah ancaman perang.

Satu per satu, kedutaan dan kantor internasional di Kyiv telah ditutup.

Penerbangan demi penerbangan dibatalkan ketika perusahaan asuransi menolak keras untuk menutupi pesawat yang tiba di Ukraina.

Investasi ratusan juta dolar juga mengering dalam beberapa minggu.

Kesengsaraan ekonomi juga menimpa para gerai restoran yang tidak berani menyimpan makanan lebih dari beberapa hari.

Sementara, parlemen Ukraina dan situs web pemerintah dan perbankan lainnya dilanda gelombang serangan penolakan layanan terdistribusi pada hari Rabu.

Baca juga: Ukraina Timur: “Orang tidak pernah tahu, kapan penembakan dimulai”

Penyerang tak dikenal juga telah menginfeksi ratusan komputer dengan malware yang merusak, kata peneliti keamanan siber.

Para pejabat telah lama mengatakan mereka memperkirakan serangan siber akan mendahului dan menyertai setiap serangan militer Rusia.

Dan para analis mengatakan, insiden itu menjadi pedoman Rusia selama hampir dua dekade tentang operasi siber dengan agresi dunia nyata.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini