TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Paket kedua terkait sanksi anti-Rusia yang diterapkan Uni Eropa (UE) mempengaruhi 70 persen dari sektor perbankan Rusia dan perusahaan utama milik negara, termasuk perusahaan pertahanan.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Komisi Eropa (EC) Ursula von der Leyen kepada wartawan di Brussels, Belgia pada Jumat waktu setempat.
"Pertama, paket ini termasuk sanksi keuangan, menargetkan 70 persen dari pasar perbankan Rusia dan perusahaan milik negara, termasuk di bidang pertahanan," kata von der Leyen, dalam konferensi pers setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Uni Eropa di Ukraina.
Dikutip dari laman TASS, Jumat (25/2/2022), dalam kata-katanya, UE akan membatasi akses Rusia ke teknologi canggih dan semikonduktor.
"Kami akan menekan akses Rusia ke teknologi penting yang dibutuhkan untuk membangun masa depan yang makmur, seperti semikonduktor atau teknologi mutakhir," tegas von der Leyen.
Baca juga: Presiden Ukraina Janji akan Bertahan di Kyiv Saat Pasukan Rusia Menyerang: Saya Target Nomor 1
Sebagai bagian dari sanksi yang menargetkan sektor energi Rusia, UE juga akan melarang ekspor 'instrumen yang penting untuk menyuling minyak'.
"Instrumen ini dibuat di Eropa, unik dan tidak dapat digantikan secara global oleh pemasok lain," jelas von der Leyen.
Menurutnya, ini akan menghalangi Rusia dalam upayanya memodernisasi kilang minyaknya, yang menghasilkan pendapatan sebesar 24 miliar euro pada 2019.
Selain itu, langkah lainnya yang disebutkan oleh von der Leyen adalah menghapus akses istimewa ke UE bagi pengusaha dan diplomat Rusia.