News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Analis Militer Duga Rusia akan Pakai Kekuatan Hibrida dan Proksi untuk Ganti Volodymyr Zelensky

Penulis: Gita Irawan
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Analis Pertahanan, Militer, dan Hubungan Internasional Dr Connie Rahakundini Bakrie dalam dialog Tribun Corner bertajuk Tanpa Bantuan NATO dan Amerika, Berapa Lama Ukraina Mampu Bertahan? di kanal Youtube Tribunnews.com pada Jumat (25/2/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Pertahanan, Militer, dan Hubungan Internasional Dr Connie Rahakundini Bakrie menduga Rusia pada akhirnya akan menggunakan kekuatan hibrida dan proksi untuk mengganti Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Menurut Connie, hal itu karena pada dua periode pemerintahan di Ukraina hingga saat ini lebih condong kepada kepentingan Eropa ketimbang Rusia.

Selain itu, ia mengingatkan peristiwa Euromaidan pada 2014 di mana Presiden Ukraina saat itu yang dinilai pro Rusia, Viktor Yanukovych pada akhirnya dimakzulkan parlemen.

Hal tersebut disampaikannya dalam dialog Tribun Corner bertajuk Tanpa Bantuan NATO dan Amerika, Berapa Lama Ukraina Mampu Bertahan? di kanal Youtube Tribunnews.com pada Jumat (25/2/2022).

"Tapi yang pasti setelah dia membuat kejutan militer ini, dia akan menggunakan kekuatan hibrida dan proxy untuk kemudian mengganti Presiden Ukraina dengan Presiden yang lebih kepada Russian interest. Pastinya itu," kata Connie.

Baca juga: Ukraina Diserbu Rusia, Juara Tinju Kelas Berat Pulang Kampung Bela Negara, Klitschko Siap Bertarung

Menurut Connie, sosok presiden yang diduganya akan menggantikan Zelensky adalah sosok yang bisa menyeimbangkan tidak hanya kepentingan NATO dengan Rusia melainkan juga kepentingan nasional Ukraina sendiri.

Kepentingan nasional Ukraina yang dimaksud Connie adalah adanya permasalahan di internal Ukraina di antaranya titik-titik perpecahan di dalam Ukraina.

"Tapi kalau sekarang juga, kalau terlalu pro NATO atau pro Uni Eropa ya untuk Rusia pun berat. Makanya saya merasa ini akan diganti oleh presiden yang akan bisa lebih balance (seimbang)," kata Connie.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini