Hal tersebut, terjadi saat kondisi Rusia-Ukraina memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menginstruksikan operasi militer di Ukraina.
Selain indeks pasar keuangan di berbagai negara terkoreksi, harga minyak dan emas mengalami kenaikan.
Dikarenakan, Rusia merupakan salah satu pengekspor energi, produk pertanian, dan logam terbesar di dunia.
Menurut Karatina Setiawan, peningkatan ketegangan diprediksi akan memicu kenaikan harga energi dan berbagai komoditas, serta nilai tukar dolar AS yang tentunya akan berdampak pada peningkatan inflasi.
“Efek domino dari peningkatan inflasi di tengah tingginya angka inflasi global akhir-akhir yaitu memicu terjadinya kenaikan imbal hasil US Treasury, yang akan berdampak terhadap pasar finansial dunia,” kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Tribunnews.com dari Kontan.co.id.
Katarina menambahkan, berkaca dari pengalaman sebelumnya, dampak perang terhadap perekonomian akan berbeda-beda.
Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi besar kecilnya dampak perang terhadap pasar.
Seperti negara yang terlibat dalam peperangan, skala dan periode perang, serta kondisi perekonomian negara-negara yang terlibat dan kawasan konflik.
Mengingat ketegangan antara Rusia dengan Ukraina lebih terbatas dari segi wilayah, dampaknya pun diprediksi akan relatif terbatas.
Biasanya, dampak terhadap pasar finansial akan lebih singkat dibandingkan dampak terhadap perekonomian.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Reynas Abdila, Kontan.co.id/ Hikma Dirgantara, Kompas.com/Irawan Sapto Adhi/Luthfia Ayu Azanella)
Simak berita lainnya terkait Konflik Rusia Vs Ukraina