News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pejabat Ukraina Sebut Sekitar 3.500 Tentara Rusia Tewas dan Terluka

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Ukraina ikut serta dalam latihan militer di luar kota Rivne pada 16 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Arestovych mengklaim bahwa sejauh ini sekitar 3.500 tentara Rusia tewas atau terluka dalam serangan Rusia di Ukraina.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (27/2/2022), ia menekankan pasukan Rusia tidak bisa bergerak maju dalam serangan mereka di ibu kota Ukraina, Kiev.

"Kami menyerang musuh di sekitar Kiev, musuh tidak bergerak untuk saat ini," kata Arestovych.

Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Akan Berpengaruh pada Harga Pangan di Indonesia

Baca juga: Evakuasi Pasukan Ukraina yang Menyerah di Pulau Ular, Kapal Rusia Diserang Kapal Ukraina

Sementara itu, pasukan Rusia mengklaim warga di Melitopol, Ukraina telah menyambut mereka menggunakan bendera.

Pasukan Rusia mengatakan bahwa mereka telah menyerbu ke kota itu 'tanpa mendapatkan perlawanan' selama operasi militer khusus yang bertujuan untuk 'demiliterisasi' Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia kepada wartawan setempat.

"Pada malam hari, tanggal 26 Februari 2022, setelah pendaratan amfibi di dekat pemukiman penduduk Azovskoye (Ukraina), unit-unit Rusia berbaris, dan memasuki Melitopol, tanpa mendapatkan perlawanan.

Prajurit Pasukan Militer Ukraina menggali parit di posisi mereka di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat Avdiivka, Donetsk tenggara Ukraina, pada 8 Januari 2022. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP) (AFP/ANATOLII STEPANOV)

Penduduk Melitopol menyambut pasukan Rusia yang bergerak di sekitar kota. Beberapa warga lanjut usia turun ke jalan melambaikan bendera merah," kata Kementerian Pertahanan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasionalnya pada Kamis pagi bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.

Langkah ini diklaim untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.

Pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Saat mengklarifikasi perkembangan yang sedang berlangsung, Kemhan Rusia meyakinkan bahwa pasukannya tidak menargetkan kota-kota di Ukraina, namun terbatas hanya untuk melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina.

Kementerian itu juga menegaskan bahwa tidak ada ancaman apapun terhadap penduduk sipil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini