News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Palang Merah Internasional Diminta Bantu Pulangkan Ribuan Mayat Tentara Rusia yang Gugur di Ukraina

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Rusia bersiaga di perbatasan dengan Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Komite Palang Merah Internasional ICRC mengatakan mereka menerima permintaan Dubes Ukraina di PBB untuk memulangkan jenazah tentara Rusia yang tewas dalam penyerbuan ke Ukraina tetapi tidak memiliki nomor identitas, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu (27/2/2022)

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mentweet pada hari Sabtu, (26/2/2022) Ukraina meminta ICRC “memfasilitasi pemulangan ribuan mayat tentara Rusia” yang terbunuh selama invasi ke Ukraina, sambil memperlihatkan grafik korban tewas tentara Rusia yang diklaim berjumlah 3.500 jenazah.

Kyslytsya mentweet orang tua di Rusia harus memiliki kesempatan "untuk mengubur mereka dengan bermartabat.

“Jangan biarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menyembunyikan skala tragedi,” desak dia.

Baca juga: Mengenal Spetsnaz Fatal Beauty, Pasukan Khusus Wanita Rusia yang Cantik-cantik Tapi Mematikan

Laetitia Courtois, pengamat tetap ICRC untuk PBB mengatakan kepada The Associated Press Sabtu malam, situasi keamanan saat ini “adalah perhatian utama dan batasan bagi tim kami di lapangan” dan “karena itu kami tidak dapat mengonfirmasi jumlah atau detail lainnya.”

Dia mengatakan “ICRC dapat bertindak sebagai perantara netral” dalam pengembalian mayat dan masalah kemanusiaan lainnya dalam konflik, termasuk mengklarifikasi nasib orang hilang, menyatukan kembali keluarga, dan mengadvokasi perlindungan tahanan “dalam kemungkinannya.”

Mayor Jenderal Ukraina Borys Kremenetsky mengatakan kepada wartawan di Washington hari Sabtu, Ukraina menangkap sekitar 200 tentara Rusia yang "diperlengkapi dengan buruk".

“Kami menangkap sekitar 200 tentara Rusia, beberapa di antaranya berusia 19 tahun, tidak terlatih sama sekali, perlengkapannya buruk. Kami memperlakukan mereka sesuai Konvensi Jenewa, menurut hukum humaniter internasional,” kata Kremenetsky, yang merupakan pejabat pertahanan di Kedutaan Besar Rusia. Ukraina di AS, seperti dilansir CNN.

CNN belum dapat memverifikasi klaim sang jenderal secara independen.

Dia juga mengatakan tentara diizinkan untuk "menelepon orang tua mereka" dan diberi makanan dan air.

Kremenetsky mengatakan dia bekerja sama dengan Pentagon, tetapi Ukraina masih membutuhkan lebih banyak dukungan dengan bantuan militer.

"Ada daftar persyaratan penting, dan kami masih membutuhkan lebih banyak kemampuan. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa apa yang kami terima sudah digunakan dengan cara yang benar," katanya.

Baca juga: 3 Hari Serang Ukraina, 4.300 Tentara Rusia Tewas, 53 Pesawat Jatuh, dan 148 Tank Hancur

Bawa Mobil Krematorium

Rusia dilaporkan ikut mengerahkan mobil Krematorium saat akan melakukan penyerangan ke Rusia.

Mobil krematorium ini dipakai untuk membakar jenazah tentara Rusia yang tewas dalam perang dan untuk menghilangkan jejak kematian pasukan Rusia di wilayah Ukraina.

Keberadaan mobil Krematorium itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris.

Mereka merilis foto adanya kendaraan tersebut, yang terlihat berada di belakang mobil pasukan menuju Ukraina.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wales meyakini Rusia menggunakan mobil Krematorium itu untuk menyembunyikan jumlah korban tewas atas potensi pertempuran.

“Sebelumnya mereka telah mengerahkan mobil krematorium untuk mengikuti pasukan di sekitar pertempuran, yang mana merupakan sesuatu yang mengerikan,” ujarnya dilansir dari Mirror.

Wallace pun menegaskan bahwa adanya mobil Krematorium itu merupakan sesuatu yang menakutkan bagi tentara Rusia.

“Jika saya tentara dan mengetahui Jenderal saya tak yakin kepada saya dengan mengirimkan mobil kerematorium, atau saya seorang ibu atau ayah dari anak yang akan bertempur, dan pemerintah saya berpikir menyembunyikan kehilangan dengan mobil krematorium, saya akan sangat khawatir,” ujarnya.

Menurut Wallace, itu menunjukkan bagaimana Rusia memandang pasukannya adalah dengan membakarnya menjadi debut jika terbunuh dalam pertempuran.

“Mungkin itu bisa menjelaskan apa yang ingin Anda ketahui dari rezim Rusia,” kata Wallace.

Ia juga menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan karena tak memiliki sekutu dalam aksinya.

Wallace menyamakan Putin dengan Tsar Nicholas I, saat pertempuran Krimea menghadapi Inggris.

Wallace menegaskan saat itu resimen Inggris berhasil memukul Tsar Nicholas dan menegaskan pihaknya bisa melakukan itu lagi kepada Putin.

Putin sebelumnya memang telah mengumumkan melakukan operasi militer terhadap Ukraina, Kamis (24/2/2022).

Ia melakukan operasi militer tersebut untuk mendukung pemberontak di perbatasan timur Ukraina.

Meski begitu, Putin menegaskan operasi militer ini tak dilakukannya untuk menduduki Ukraina.

Sumber: New York Post/Kompas.TV/Mirror

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini