TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pasukan Rusia diperkirakan menyiapkan pengepungan Ibu Kota Kyiv dalam beberapa hari mendatang dan dapat menjadi lebih agresif karena frustrasi dengan kemajuan lambat mereka di ibukota Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior pertahanan AS, Senin (28/2/2022). Mengutip Reuters, sirene serangan udara meraung di jalan-jalan yang sebagian besar kosong di Kyiv pada hari Senin.
Sirene tersebut memperingatkan kemungkinan serangan rudal lain oleh Rusia ketika kota itu bersiap untuk pertempuran yang lebih buruk yang akan datang ketika pasukan Rusia mendekat.
"Kami memprediksi mereka akan terus bergerak maju dan mencoba mengepung kota dalam beberapa hari mendatang," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa pasukan Rusia berada sekitar 25 km (16 mil) dari pusat kota Kyiv.
Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv, Ledakan Bom Seperti Kembang Api, Asap Tebal Membumbung di Penjuru Kota
Para pejabat AS percaya bahwa perlawanan keras Ukraina telah memperlambat kemajuan pasukan Rusia dan kegagalan perencanaan telah membuat beberapa unit Rusia tanpa bahan bakar atau pasokan lainnya.
"Salah satu hal yang bisa terjadi adalah evaluasi ulang taktik mereka dan potensi mereka untuk menjadi lebih agresif dan lebih terbuka, baik dalam ukuran dan skala penargetan mereka di Kyiv," kata pejabat itu kepada wartawan.
Baca juga: Malaysia Evakuasi 12 Warganya dari Ibu Kota Ukraina Kyiv
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim dan tidak memberikan bukti, mengatakan Amerika Serikat belum melihat ini terjadi tetapi mengkhawatirkannya.
Pasukan Rusia, memasuki hari kelima invasi ke Ukraina telah menembakkan sekitar 380 rudal ke sasaran Ukraina, kata pejabat itu.
Selain itu, Presiden Vladimir Putin telah mengerahkan hampir 75 persen kekuatan tempur pra-tahapnya ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Balas Sanksi Uni Eropa dengan Menutup Wilayah Udaranya Bagi 36 Negara
Pejabat itu mengatakan tidak ada indikasi bahwa pasukan Belarusia berada di Ukraina, bergerak ke arah itu atau bersiap untuk pindah ke Ukraina.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pekan lalu bahwa pasukan dari negara bekas Sovietnya dapat ambil bagian dalam operasi militer Rusia melawan Ukraina jika diperlukan.
Pejabat itu menambahkan Amerika Serikat telah melihat beberapa sinyal bahwa kontraktor militer swasta dari Grup Wagner dapat terlibat di Ukraina untuk mendukung pasukan Rusia.
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Grup Wagner, menuduhnya melakukan operasi klandestin untuk Kremlin.
Putin telah mengatakan sebelumnya bahwa kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana pun di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Kontan