Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelompok siber Ukraina berencana melakukan serangan sabotase digital pada infrastruktur penting di Rusia seperti kereta api dan jaringan listrik.
Pekan lalu, pejabat dari kementerian pertahanan Ukraina melakukan pendekatan kepada pengusaha Ukraina dan pakar keamanan siber lokal, Yegor Aushev untuk membantu dalam mengatur unit peretas yang bertahan melawan Rusia.
Pada hari Senin (28/2/2022) lalu, Aushev mengatakan rencananya untuk mengatur serangan peretasan yang dapat mengganggu layanan infrastruktur apapun di Rusia.
"Segala sesuatu yang mungkin menghentikan perang. Tujuannya adalah untuk membuat tidak mungkin membawa senjata-senjata ini ke negara kita." ujar Aushev, dikutip dari situs Reuters.com, Selasa (1/3/2022).
Aushev menambahkan, kelompoknya telah mengganggu dan merusak lusinan situs web pemerintah dan perbankan Rusia.
Menurutnya, anggota kelompoknya berkembang menjadi lebih dari 1.000 orang, yang terdiri dari sukarelawan Ukraina dan asing.
Baca juga: Rusia Hancurkan Menara Stasiun Televisi di Kota Kyiv
Atase pertahanan Ukraina di Washington, Amerika Serikat menolak memberikan komentar mengenai kelompok Aushev dan hubungannya dengan kementerian pertahanan Ukraina.
Kelompok Aushev mengaku berkoordinasi dengan organisasi hacktivist asing yang melakukan serangan pada sistem kereta api.
Baca juga: Cegah Invasi Rusia Lewat Jalur Laut, Turki Tutup Selat Bhosporus dan Dardanelles
Menyebarnya berita mengenai pembentukan tim siber Aushev, tim peretas bernama Belarusia Cyber Partisans yang berfokus pada Belarusia, secara sukarela menyerang sistem kereta api di Belarusia yang digunakan untuk mengangkut tentara Rusia.
Baca juga: Rusia Desak Google Buka Channel Medianya di YouTube yang Diblokir
Tim Partisan Cyber menonaktifkan sistem lalu lintas kereta api dan menurunkan situs pemesanan tiket.
Pada Senin kemarin, juru bicara Belarusia Cyber Partisans mengatakan kelompoknya telah bekerja sama dengan kelompok siber Aushev.
Juru bicara ini juga mengatakan, kelompoknya berhasil menjatuhkan sistem pemesanan tiket sehingga penumpang hanya dapat melakukan perjalanan dengan membeli tiket kerta secara langsung.
Baca juga: Mengenal Resimen Azov, Neo-Nazi Ukraina yang Ingin Ditumpas Habis Vladimir Putin
"Kami sepenuhnya berpihak pada Ukraina. Mereka sekarang berjuang untuk tidak hanya kebebasan mereka sendiri tetapi juga kebebasan kita. Tanpa Ukraina yang merdeka, Belarusia tidak memiliki peluang.” ungkap juru bicara Belarusia Cyber Partisans.
Juru bicara kereta api Belarusia tidak memberikan komentar mengenai hal ini. Namun situs web reservasi atau pemesana tiket kereta api terganggu pada Selasa kemarin.
Selain menyerang balik Moskow, kelompok siber Aushev mengatakan akan membantu militer Ukraina memburu unit-unit rahasia Rusia yang menyerang kota-kota di Ukaraina.
Aushev menambahkan, kelompoknya telah menemukan cara untuk menggunakan teknologi pelacakan ponsel untuk mengidentifikasi dan menemukan unit militer Rusia yang melakukan penyamaran. Pasukan Rusia dilaporkan menggunakan ponsel komersial di Ukraina untuk berkomunikasi.
Dalam seminggu terakhir, situs web pemerintah Rusia terganggu oleh serangan penolakan layanan (DDoS), termasuk kantor Presiden Rusia Vladimir Putin.