TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Konfrontasi Rusia dan Ukraina tidak hanya terjadi di medan perang tapi juga di tingkat "udara" alias propaganda.
Pihak otoritas Rusia, Senin (7/3/2022) mengaku memiliki informasi bahwa militer Ukraina akan segera meledakkan reaktor nuklir yang ada di Pusat Penelitian Nasional Institut Fisika dan Teknologi Kharkov.
Dalam pernyataan resminya, pihak kementerian menduga nantinya Ukraina akan menuduh Angkatan Bersenjata Rusia meluncurkan serangan rudal pada sistem nuklir eksperimental tersebut.
Baca juga: Tak Mampu Kuasai Langit Ukraina, Perlahan Mulai Terungkap, Kelemahan Utama AU Rusia di Medan Perang
"Pasukan Keamanan Ukraina bersama dengan gerilyawan batalyon Azov sedang merencanakan provokasi dengan kemungkinan kontaminasi radioaktif di daerah dekat kota Kharkov. Militer Ukraina dan militan batalion Azov berencana meledakkan reaktor dan menuduh Angkatan Bersenjata Rusia," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip TASS.
Sebagai tambahan, kementerian juga melaporkan bahwa pada hari Minggu (6/3) sejumlah jurnalis asing telah tiba di Kharkov dan membuat berita yang menuduh Rusia menciptakan bencana lingkungan.
Rusia menguasai PLTN terbesar di Ukraina dan Eropa
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina dilaporkan terbakar pada hari Jumat (4/3) setelah digempur serangan oleh pasukan Rusia.
Baca juga: Alasan Vladimir Putin Tetap Serang Ukraina Meski Bisa Akhiri Perang Rusia
PLTN tersebut juga merupakan yang terbesar di Eropa dari jenisnya.
Dmytro Orlov, Walikota Energodar yang merupakan tempat di mana PLTN berada, mengatakan telah terjadi pertempuran sengit antara pasukan lokal dan pasukan Rusia. Ia menambahkan ada korban tanpa memberikan rincian.
"Sebagai akibat dari penembakan musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terbakar," kata Orlov dalam pesannya di media sosial, seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Delapan Rudal Presisi Rusia Hancurkan Bandara Vinnytsia Ukraina, Zelensky Pertanyakan Bantuan NATO
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada hari Minggu melaporkan bahwa pasukan Rusia kini telah menempatkan staf khusus untuk menjalankan PLTN Zaporizhzhia.
PLTN Zaporizhzhia kini disebut ada di bawah kendali penuh pasukan Rusia dan jalur komunikasinya ke dunia luar telah dibatasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Jumat menuduh Rusia sedang berusaha melakukan teror nuklir dan mengulangi bencana Chernobyl.
"Tidak ada negara lain selain Rusia yang pernah menembaki unit tenaga nuklir. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kita. Dalam sejarah umat manusia. Negara teroris sekarang menggunakan teror nuklir," ungkap Zelensky.
NATO Bakal Kirim Jet Tempur?
Anggota NATO diberikan lampu hijau untuk mengirim jet tempur ke Ukraina.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken di acara Face Nation yang ditayangkan oleh CBS, Minggu (6/3/2022),
"Mereka (anggota NATO) mendapatkan lampu hijau. Faktanya, kita berdiskusi dengan Polandia saat ini terkait apa yang mungkin harus dilakukan untuk membantu kebutuhan mereka."
"Kenyataannya, mereka memilih untuk disediakan jet tempur untuk Ukraina," kata Blinken.
"Apa yang dapat kita lakukan? Bagaimana kita dapat memastikan mereka mendapatkan bantuan berupa pesawat yang dibutuhkan oleh Ukraina?" imbuhnya.
Baca juga: Sekitar 3.500 Orang Ditahan karena Ikut Serta dalam Demonstrasi Tak Berizin di Rusia
Baca juga: Dampak Invasi, Netflix Hentikan Layanannya di Rusia
Dikutip dari CBS, perwakilan dari Gedung Putih mengataka, perintah Biden adalah mengevaluasi kemampuan untuk dapat menyediakan jet tempur dan dikirimkan ke Polandia jika memang diputuskan agar dikirimkan ke Ukraina.
Hanya saja, terkait keputusan ini, terdapat beberapa pertanyaan seperti cara mengirim jet tempur tersebut dari Polandia dan Ukraina.
Di sisi lain, Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk AS, Oksana Markarova berharap memperoleh kiriman jet tempur dari Polandia secepat mungkin.
“Kita bekerjasama dengan Amerika khususnya sebagai teman dan sekutu untuk menstabilkan pasokan amunisi, senjata lain, serta pesawat.”
“Pasokan ini dalam rangka untuk semakin mengefektifkan pertahanan dari negeri kita,” kata Markarova.
Sebelumnya, pada Sabtu (5/3/2022), Presiden Ukraina, Volodmyr Zelensky hadir dalam pertemuan virtual dengan pihak AS.
Dalam pertemuan tersebut, Zelensky mendesak pihak AS untuk menyediakan pesawat militer serta menjatuhkan sanksi berupa embargo terhadap minyak Rusia.
Zelensky juga menegaskan kembali kepada pihak AS bahwa kemungkinan buruk jika dirinya akan mati sebentar lagi.
Pernyataan ini, menurut Zelensky, menjadi peringatan akan pemimpin negara-negara di Eropa.
Sebagian berita tayang di Kontan: Rusia: Ukraina akan Meledakkan Reaktor Nuklirnya dan Menuduh Rusia Sebagai Pelaku