Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pasukan Ukraina mengklaim telah menghancurkan lebih dari 30 helikopter musuh di wilayah Kherson pada Minggu malam.
Pernyataan ini disampaikan Komando Marinir Ukraina dalam laman Facebook-nya.
"Pada malam hari, tentara Ukraina menembaki lapangan terbang Chornobaivka dekat Kherson. Karena Rusia memutuskan untuk mengerahkan sebagian armada mereka di sana, 30-an helikopter hingga peralatan mereka pun hancur," kata Komando Marinir Ukraina dalam pernyataan tersebut.
Dikutip dari laman Ukrinform, Senin (7/3/2022), selama beberapa hari terakhir, saat mendekat ke Mykolaiv, 3 konvoi pasukan Rusia dihancurkan.
Para nasionalis Ukraina pun menyita sejumlah besar amunisi, peralatan beroda, dan 7 howitzer D-20.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang terhadap Ukraina dan melancarkan invasi besar-besaran.
Baca juga: Satu Juta Orang Lebih Melarikan Diri dari Ukraina ke Polandia Sejak Invasi Rusia
Pasukan Rusia diklaim telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama di negara tetangganya itu.
Begitu pula rudalnya yang menghantam bangunan permukiman.
Darurat militer pun akhirnya diberlakukan di Ukraina dan mobilisasi umum turut diumumkan.
Selanjutnya, Ukraina secara resmi mengajukan gugatan terhadap Federasi Rusia ke Pengadilan Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Den Haag, Belanda.
Sementara itu, alasan Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina adalah karena Ukraina dinilai gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.
Putin pun mengatakan bahwa negaranya tidak punya pilihan lain selain bertindak, setelah berminggu-minggu terjadi aksi penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Baca juga: Zelenksyy Minta Barat untuk Tutup Langit Ukraina atau Kirim Senjata
Dengan demikian, ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' negara tetangganya itu.
Rusia bahkan mengklaim telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirimkan persenjataan canggih mereka ke Ukraina.
Putin menilai bahwa hal itu akan membuat Ukraina berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya.
Sebelumnya, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengirim perangkat keras militer senilai ratusan juta dolar AS ke Ukraina sejak Desember 2021, beberapa bulan sebelum keputusan Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus.