News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Klaim Lebih Dari 30 Helikopter Rusia Hancur di Wilayah Kherson pada Minggu Malam

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pasukan Ukraina mengklaim telah menghancurkan lebih dari 30 helikopter musuh di wilayah Kherson pada Minggu malam.

Pernyataan ini disampaikan Komando Marinir Ukraina dalam laman Facebook-nya.

"Pada malam hari, tentara Ukraina menembaki lapangan terbang Chornobaivka dekat Kherson. Karena Rusia memutuskan untuk mengerahkan sebagian armada mereka di sana, 30-an helikopter hingga peralatan mereka pun hancur," kata Komando Marinir Ukraina dalam pernyataan tersebut.

Dikutip dari laman Ukrinform, Senin (7/3/2022), selama beberapa hari terakhir, saat mendekat ke Mykolaiv, 3 konvoi pasukan Rusia dihancurkan.

Para nasionalis Ukraina pun menyita sejumlah besar amunisi, peralatan beroda, dan 7 howitzer D-20.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perang terhadap Ukraina dan melancarkan invasi besar-besaran.

Baca juga: Satu Juta Orang Lebih Melarikan Diri dari Ukraina ke Polandia Sejak Invasi Rusia

Pasukan Rusia diklaim telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama di negara tetangganya itu.

Begitu pula rudalnya yang menghantam bangunan permukiman.

Darurat militer pun akhirnya diberlakukan di Ukraina dan mobilisasi umum turut diumumkan.

Selanjutnya, Ukraina secara resmi mengajukan gugatan terhadap Federasi Rusia ke Pengadilan Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Den Haag, Belanda.

Sementara itu, alasan Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina adalah karena Ukraina dinilai gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.

Putin pun mengatakan bahwa negaranya tidak punya pilihan lain selain bertindak, setelah berminggu-minggu terjadi aksi penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.

Baca juga: Zelenksyy Minta Barat untuk Tutup Langit Ukraina atau Kirim Senjata

Dengan demikian, ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' negara tetangganya itu.

Rusia bahkan mengklaim telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirimkan persenjataan canggih mereka ke Ukraina.

Putin menilai bahwa hal itu akan membuat Ukraina berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya.

Sebelumnya, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengirim perangkat keras militer senilai ratusan juta dolar AS ke Ukraina sejak Desember 2021, beberapa bulan sebelum keputusan Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini