Lalu, 20 ton bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan obat-obatan juga telah dikirim.
"Kami akan menyambut orang, memberi mereka makan," kata Lunin.
"Kami sedang mengevakuasi warga sipil, termasuk mahasiswa asing."
"Setelah itu mereka akan pergi ke barat negara itu. Bantuan kemanusiaan juga harus tiba di Sumy melalui koridor kemanusiaan ini, makanan dan obat-obatan," terangnya.
Warga sipil telah terperangkap dalam pertempuran sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Para pejabat mengatakan makanan, air, dan persediaan lainnya telah menipis di beberapa kota.
Beberapa daerah telah mengalami pemboman berat.
Masih dikutip dari CNA, pihak berwenang di wilayah Sumy mengatakan 21 warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan udara Rusia di jalan perumahan di Sumy pada Senin (7/3/2022) malam.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan seorang anak meninggal karena dehidrasi di Mariupol.
Baca juga: Rusia Rilis Negara-negara yang Dianggap Tidak Bersahabat, Ini Daftarnya
Baca juga: AS Sebut Rusia akan Rekrut Warga Suriah untuk Perang di Ukraina
Kematian anak itu tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya dan menangkap para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi".
Ia membantah menargetkan warga sipil.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan koridor telah dibuka untuk mengevakuasi orang-orang dari Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol, dan bahwa pasukan Rusia di Ukraina telah memperkenalkan "rezim diam" mulai pukul 07.00 GMT, kantor berita Interfax melaporkan.
Tapi pada hari Senin Ukraina menolak proposal Rusia untuk mengevakuasi Ukraina ke Rusia atau Belarus, sekutu Rusia.