TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat serangan Rusia di kota Sumy, Ukraina timur laut pada Senin (7/3/2022) malam, yang awalnya berjumlah sembilan warga sipil telah meningkat menjadi 21.
Hal itu disampaikan oleh Kantor Kejaksaan Regional.
Mengutip CNN, kantor tersebut mengkonfirmasi kematian 19 orang dewasa dan 2 anak-anak akibat serangan udara di kota itu.
"Akibat pengeboman itu, satu rumah hancur total, 16 hancur sebagian."
"Hingga pukul 07.00, mayat 21 orang, termasuk 2 anak-anak, ditemukan dalam pemeriksaan," tambahnya.
Baca juga: Para Pemimpin Eropa Waspadai Dampak Embargo Minyak dan Gas Rusia
Baca juga: Rusia Ancam akan Tutup Pipa Gas Utama ke Jerman: Larangan Minyak Rusia Bisa Sebabkan Bencana Besar
Siswa India Dievakuasi dari Sumy
Sekitar 700 pelajar India yang terjebak di kota Sumy, Ukraina timur laut telah dievakuasi ke kota Poltava, sekitar 100 mil jauhnya, menurut seorang pejabat senior pemerintah India.
Berita itu muncul ketika Ukraina dan Rusia pada Selasa menyetujui satu koridor evakuasi di Sumy, yang telah mengalami serangan dan serangan udara Rusia dalam beberapa hari terakhir.
Pengumuman "koridor evakuasi" di Sumy muncul setelah serangan udara Rusia di sebuah gedung apartemen di kota itu menewaskan sembilan warga sipil, termasuk dua anak, menurut Layanan Darurat Negara (SES) di Ukraina.
“694 mahasiswa India tersisa di Sumy tadi malam, semuanya sekarang telah berangkat ke Poltava (Ukraina) dengan bus,” cuita Press Trust of India, sebuah kantor berita yang dimiliki oleh beberapa surat kabar India, Selasa (8/3/2022), mengutip Hardeep Singh Puri, seorang menteri kabinet India.
Sebelumnya, kedutaan India telah berusaha untuk mengevakuasi siswa dengan bus, namun upaya itu dihentikan setelah serangan udara Rusia terus menghantam koridor evakuasi.
Kedutaan juga mengatakan Selasa bahwa 75 pelaut India yang terdampar di Pelabuhan Mykolaiv telah dievakuasi.
Serangan di Pabrik Roti
Pasukan Rusia melanjutkan pengepungan dan pengeboman kota-kota Ukraina.