TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kanada melanjutkan dukungan pada pemberdayaan perempuan di Kawasan ASEAN untuk perdamaian yang berkelanjutan.
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, tahun ini Kanada menjadi tuan rumah bersama acara diskusi panel virtual yang menampilkan tokoh pemimpin perempuan terkemuka di Indonesia dan kawasan ASEAN.
Vicky Singmin, Kuasa Usaha Perutusan Kanada untuk ASEAN mengatakan, dampak COVID-19 telah meningkatkan risiko bagi perempuan dan anak perempuan yang terkena dampak konflik.
“Pandemi telah menyoroti kebutuhan kritis untuk terus memajukan kesetaraan gender, untuk mendukung kepemimpinan dan partisipasi perempuan untuk respons yang efektif dan komprehensif terhadap COVID-19, tetapi lebih luas lagi untuk memastikan stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran,” ungkapnya.
Baca juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Buruh Gelar Aksi di Gedung DPR RI
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, PGI Desak agar RUU TPKS Segera Disahkan
Singmin mengatakan, ASEAN telah membuat langkah penting untuk memajukan agenda perempuan, perdamaian dan keamanan.
Termasuk peluncuran ASEAN Women for Peace and Registry pada 2018 – yang mewujudkan semangat diskusi kita hari ini di sesi ASEAN.
Kanada baru-baru ini meluncurkan proyek “Empowering women for sustainable peace: preventing violence and promoting social cohesion in ASEAN”.
Proyek ini memberdayakan perempuan untuk perdamaian yang berkelanjutan: mencegah kekerasan dan mempromosikan kohesi sosial di ASEAN.
Proyek ini merupakan proyek lima tahunan senilai 8,5 juta dollar Kanada (atau setara dengan Rp 96,3 milyar) yang didanai Kementerian Luar Negeri Kanada dengan didukung UN Women sebagai mitra PBB utama.
Baca juga: KSP Moeldoko: Indonesia Serukan Pembangunan Inklusif Bagi Perempuan Lewat Forum Global W20
Inisiatif unggulan ini menggunakan pendekatan women peace and security (WPS) untuk memajukan perdamaian dan keamanan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan, sambil menangani ketidaksetaraan gender yang sistemik.
“Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah elemen inti dari kegiatan dan program kami, termasuk hubungan politik, program bantuan pembangunan, dan hubungan ekonomi kami,” ujar Richard Le Bars, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste.