Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ERBIL - Beberapa ledakan terdengar di kota Erbil di Kurdistan Irak pada Sabtu malam waktu setempat.
Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi pun mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan itu sebagai 'agresi' terhadap penduduk kota dan keselamatan mereka.
"Agresi yang menargetkan kota tercinta Erbil dan menyebarkan ketakutan diantara penduduknya adalah serangan terhadap keamanan rakyat kami. Saya mendiskusikan perkembangan ini dengan PM KRG, pasukan keamanan kami akan menyelidiki dan berdiri teguh melawan segala ancaman terhadap rakyat kami," cuit Al-Kadhimi dalam akun Twitternya.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (13/3/2022), laporan yang belum dikonfirmasi itu mengatakan bahwa serangan roket tercatat di dekat konsulat Amerika Serikat (AS) di kota itu.
Baca juga: Serangan Rudal di Irak, Konsulat AS Diduga jadi Sasaran, PM Kurdistan: Kami Tak Tunduk pada Pengecut
Baca juga: Rudal Iran Targetkan Konsulat AS di Erbil Irak, Terdengar 5 Kali Ledakan
Menanggapi laporan tersebut, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS dilaporkan mencatat bahwa tidak ada fasilitas pemerintah AS yang mengalami kerusakan atau menimbulkan korban.
AS menyebut serangan itu sedang diselidiki oleh pemerintah Irak dan Pemerintah Daerah Kurdi.
Sedangkan seorang Juru bicara Departemen Pertahanan (Dephan) AS mengatakan bahwa Pentagon kini sedang 'memeriksa serangan yang dilaporkan di dekat Erbil'.
Video ledakan yang dibagikan di media sosial ini salah satunya diduga menunjukkan ledakan di langit di atas kota.
Cuitan yang mengutip data FlightRadar24 itu menegaskan bahwa beberapa jet tempur terlihat di langit.
Menurut laporan, studio saluran TV lokal Kurdistan 24 juga rusak dalam serangan udara tersebut.
Sky News Arabia melaporkan, target serangan rudal adalah markas Konsulat AS di Erbil, dan menyebut bahwa lima rudal telah ditembakkan ke daerah tersebut.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Irak mengatakan bahwa tidak ada yang tewas dalam insiden itu.
Laporan yang belum dikonfirmasi juga menunjukkan bahwa rudal tersebut mungkin ditembakkan dari pangkalan militer Khasabad di Iran.
Saat ini, skala kehancuran belum diketahui dan belum jelas pula apa yang ditargetkan dalam serangan itu, meskipun tidak ada yang dilaporkan tewas.
Pada tahun lalu, bandara Erbil di Kurdistan yang menampung pasukan Amerika, telah diserang beberapa kali.
Sebelumnya, serangan pesawat tak berawak pada Juli lalu telah memicu sirene di konsulat AS di Erbil, namun tidak ada korban jiwa atau kerusakan properti yang tercatat pada saat itu.