TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut, akibatnya di antaranya semakin banyak jatuhnya korban tewas.
Terbaru pada hari ini Minggu (13/3/2022) dilaporkan sebuah bandara di kota Ivano-Frankivsk, Ukraina barat, infrastrukturnya hampir hancur total oleh serangan udara Rusia.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Wali Kota Ruslan Martsinkiv saat berbicara dengan saluran TV Parlemen Rada.
Menurut informasi awal, tidak ada korban jiwa.
Disebutkan serangan tersebut merupakan yang ketiga kalinya, dikutip Tribunnews dari CNN.
Sementara itu serangan udara di dekat Lviv juga terjadi.
Serangan udara Rusia di pangkalan militer dekat kota barat laut Lviv terjadi saat pasukan Rusia memperluas ofensif mereka di Ukraina ke barat.
Pada hari Jumat (11/3/2022) sebelumnya, pasukan Rusia menyerang bandara di ujung barat negara itu, yang sebelumnya telah terhindar dari konflik.
Kerusakan pun tampak semakin luas di Ukraina.
Baca juga: Cerita Mahasiswa Ukraina di Odesa Siapkan Bom Molotov Untuk Hadapi Tentara Rusia
Ada kerusakan besar pada bandara di Lutsk di barat laut Ukraina, sekitar 70 mil dari perbatasan Polandia.
Gubernur wilayah Volyn mengatakan empat rudal telah ditembakkan dari seorang pembom Rusia dan dua orang tewas pada hari Jumat.
Kepulan asap juga membubung dari lapangan terbang militer di Ivano-Frankivsk, Ukraina barat, yang dihantam rudal.
Kehancuran yang signifikan juga terlihat di Kota Kharkhiv, Mariupol, Mykolaiv, Dnipro, Chernihiv dan Sumy.
Di kota Mariupol yang terkepung, citra satelit menunjukkan kerusakan dan kebakaran di gedung apartemen dan pompa bensin.
Baca juga: Rusia Bombardir Pangkalan Militer di Wilayah Lviv Dekat Polandia, Delapan Rudal Ditembakkan
Seorang koordinator darurat untuk Doctors Without Borders mengatakan bahwa kota itu berada dalam fase bencana sekarang.
Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan beberapa kota kecil tidak ada lagi.
"Mereka hilang begitu saja."
Bocah jadi Korban Tewas
Di Lviv, ribuan orang membanjiri kota untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, termasuk menuju perbatasan Polandia sekitar 70 kilometer jauhnya.
Sementara sebanyak tujuh warga sipil, termasuk wanita dan seorang anak menjadi korban tewas saat akan melarikan diri.
Mereka dilaporkan ditembak oleh pasukan Rusia di desa Peremoga, di wilayah Kyiv, menurut Kementerian Pertahanan Ukraina.
Dan terbaru Zelensky mengatakan 12.729 warga Ukraina berhasil dievakuasi pada Sabtu.
Tentara Suriah Disebut Siap Bantu Perang Rusia Lawan Ukraina
Tentara Suriah disebut siap membantu Rusia untuk berperang melawan Ukraina.
Kabar ini dibagikan oleh saluran TV Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, dalam sebuah rekaman.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan Rusia mengetahui lebih dari 16.000 sukarelawan dari negara-negara di Timur Tengah.
Putin pun telah menyetujui membawa pejuang sukarelawan tersebut ke medan pertempurannya dengan Ukraina.
Presiden Rusia tersebut pun mengatakan kepada menteri pertahanannya untuk membantu para tentara sukarelawan tersebut siap ke zona pertempuran.
Dikutip Tribunnews dari Express.co.uk, Ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, bereaksi terhadap rencana Rusia untuk merekrut sukarelawan Suriah.
“Rusia mempekerjakan ISIS,” katanya.
Perekrutan warga Suriah telah memicu kekhawatiran soal pedoman Suriah yang dapat diluncurkan, mencakup penggunaan senjata kimia.
Dalam video yang beredar menunjukkan tentara mengacungkan bendera Rusia, bersama dengan poster Putin dan sekutunya Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hussam Hammoud, seorang jurnalis Suriah, menunjukkan di Twitter bahwa tentara Tentara Suriah tersebut rela berperang membantu Rusia karena perintah militer resmi rezim Assad.
Baca juga: Pernyataan Bersama Para Duta Besar terkait Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Pasukan Rusia Lakukan Penembakan Setiap 30 Menit di Mariupol, Anak-anak dan Wanita Jadi Korban
Ini bukan sukarela, tulisnya dalam unggahan twitter.
"Russian media agencies publish a video showing Syrians will participate in the #Russian invasion of #Ukraine. From the video, we can see that those Syrians are #SAA soldiers who will fight due to the official military orders of the #Assad regime. It's not volunteering."
"Agensi media Rusia mempublikasikan video yang menunjukkan warga Suriah akan berpartisipasi dalam invasi #Rusia ke #Ukraina.
Dari video tersebut, kita dapat melihat bahwa orang-orang Suriah itu adalah tentara #SAA yang akan berperang karena perintah militer resmi dari rezim #Assad. Ini bukan sukarela."
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)