News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jurnalis AS yang Terbunuh di Ukraina Sedang Ada Proyek untuk Majalah Time

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brent Renaud, seorang jurnalis Amerika, tewas di pinggiran kota Kiev, Ukraina, pada Minggu, 13 Maret 2022, saat mengumpulkan bahan untuk laporan tentang pengungsi. Pihak berwenang Ukraina mengatakan dia meninggal ketika pasukan Rusia menembaki kendaraan yang dia tumpangi.

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Wartawan Amerika Brent Renaud, yang dilaporkan tewas di Ukraina, sebenarnya sedang mengerjakan proyek krisis pengungsi global Time Studios.

Pernyataan ini disampaikan majalah Time dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu kemarin.

"Kami sangat terpukul dengan tewasnya Brent Renaud. Dalam beberapa pekan terakhir, Brent berada di wilayah tersebut untuk mengerjakan proyek TIME Studios yang berfokus pada krisis pengungsi global," kata Time.

Baca juga: Amerika Permudah Izin bagi Warganya yang Ingin Kirim Senjata ke Ukraina

Baca juga: Inggris akan Bayar Warganya 350 Poundsterling per Bulan Jika Buka Rumah bagi Pengungsi Ukraina

Perlu diketahui, The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa Renaud telah terbunuh di wilayah Kiev Ukraina, sedangkan rekannya Juan Arredondo terluka.

Dikutip dari laman TASS, Senin (14/3/2022), pihak berwenang Amerika Serikat (AS) belum mengkonfirmasi kematian jurnalis tersebut, dengan mengatakan keadaan kematiannya masih belum jelas.

Sebelumnya, sebuah rumah sakit yang berbasis di Kiev memposting video di Instagram yang menampilkan Arredondo mengingat bahwa mobil yang mereka kendarai telah ditembaki di dekat pos pemeriksaan di kota Irpen.

Namun ia tidak memberikan rincian tentang siapa yang menembak mobil tersebut.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Ukraina di Odesa Siapkan Bom Molotov Untuk Hadapi Tentara Rusia

Pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus (invasi) di Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan bantuan yang diajukan oleh Kepala Republik Donbass.

Kendati demikian, ia menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Ia mengklaim operasi ini dilakukan hanya untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Baca juga: Girry Pratama Cerita Mantan Kekasihnya yang Terjebak Perang di Ukraina

Hal yang sama pun disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota di Ukraina, namun hanya melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina saja.

Oleh karena itu, Rusia menegaskan tidak ada ancaman yang ditargetkan bagi penduduk sipil.

Sumber: https://tass.com/society/1421525

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini