Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan pihaknya siap untuk mempromosikan dialog antara pihak-pihak yang berseberangan tentang penyelamatan evakuasi warga sipil dari Mariupol, Ukraina.
"Kami menyerukan semua pihak yang terlibat dalam pertempuran untuk mengutamakan kepentingan kemanusiaan," kata Presiden ICRC Peter Maurer, Minggu (13/3/2022) kemarin.
Dikutip dari laman TASS, Senin (14/3/2022), ICRC mencatat bahwa ratusan ribu orang di Mariupol sedang menghadapi kekurangan kebutuhan yang dramatis, termasuk makanan, air dan obat-obatan.
"Untuk meringankan kesengsaraan ini dan mencegah tragedi lebih lanjut, diperlukan kesepakatan yang konkret, tepat dan dapat ditindaklanjuti tanpa penundaan. Sehingga warga sipil yang ingin pergi dapat mencapai keselamatan. Juga untuk bantuan penyelamatan jiwa demi menjangkau mereka yang tidak dapat pergi atau yang ingin tetap tinggal," tegas Maurer.
Ia kemudian menekankan bahwa semua yang berpartisipasi dalam pertempuran, tidak hanya harus menyetujui modalitas dan waktu untuk melakukan gencatan senjata saja.
Namun juga lokasi yang tepat dari rute perjalanan yang aman serta memastikan bahwa perjanjian itu dihormati.
"Para pihak juga perlu membersihkan jalan dari segala hambatan yang mencegah perjalanan yang aman. ICRC siap bertindak sebagai perantara netral untuk memfasilitasi dialog mengenai masalah kemanusiaan semacam itu," papar Maurer.
Baca juga: Lebih dari 2.100 Warga Sipil di Mariupol Tewas sejak Awal Invasi Rusia
Sebelumnya, Markas Pertahanan Teritorial Republik Rakyat Donetsk (DPR) pada hari Minggu kemarin mengklaim bahwa sebanyak lebih dari 40 orang termasuk 8 anak-anak, dievakuasi dari Mariupol dan sekitarnya.
Kemudian pada Sabtu lalu, 96 orang telah dievakuasi.
Sejak 5 Maret 2022, lebih dari 900 warga sipil telah dievakuasi dari Mariupol.