News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Bantah Telah Meminta Bantuan Militer dari China

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Rusia membantah telah meminta bantuan peralatan militer dari China seperti yang dilaporkan Amerika Serikat.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia membantah telah meminta bantuan peralatan militer China seperti yang dilaporkan Amerika Serikat.

Dilansir Independent, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Senin (14/3/2022) bahwa Rusia dapat mengambil kendali penuh atas kota-kota besar Ukraina.

Peskov memperingatkan Barat bahwa negaranya memiliki kekuatan militer yang cukup untuk memenuhi semua tujuannya di Ukraina tanpa bantuan dari China.

"Rusia memiliki potensi independennya sendiri untuk melanjutkan operasinya," kata Peskov.

"Seperti yang kami katakan, semua berjalan sesuai rencana dan akan selesai tepat waktu dan penuh."

Peskov menambahkan bahwa beberapa kota besar Ukraina sudah dikepung oleh pasukan Rusia.

Baca juga: Pemerintah China Tuduh AS Berbohong, Tepis Isu Rusia Minta Bantuan Invasi ke Ukraina

Baca juga: Rusia Minta Bantuan China Terkait Invasi ke Ukraina, AS akan Bujuk Beijing agar Tak Memasok Senjata

Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (AFP)

Invasi Rusia di Ukraina: Hari ke-19

Sementara itu, dilansir The Guardian, berikut sejumlah peristiwa yang terjadi di hari ke-19 invasi Rusia di Ukraina.

- Kementerian pertahanan Rusia telah mengakui bertanggung jawab atas serangan roket di Pusat Internasional untuk Penjaga Perdamaian dan Keamanan, sebuah pangkalan militer, di dekat perbatasan Polandia pada hari Minggu.

Korban tewas akibat serangan itu naik menjadi 35 orang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut tindakan Rusia itu barbar dan mengatakan insiden itu adalah ujian bagi seluruh umat manusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk serangan itu, mengatakan kebrutalan harus dihentikan.

- Seorang wanita hamil dan bayinya meninggal setelah Rusia mengebom rumah sakit bersalin tempat dia seharusnya melahirkan, Associated Press melaporkan.

Gambar wanita yang dilarikan ke ambulans dengan tandu telah dipublikasikan di seluruh dunia.

Seorang wanita hamil yang dievakuasi setelah terjadi serangan oleh Rusia ke sebuah rumah sakit bersalin di kota Mariupol. Wanita tersebut dinyatakan meninggal dunia bersamaan dengan anak yang dikandungnya. (tangkap layar dari YouTube AP News)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini