TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Rusia menghantam Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional (IPSC) di dekat kota barat laut Lviv pada Minggu (13/3/2022) pagi waktu setempat, menurut kantor pers pemerintah daerah Lviv.
Dilansir CNN Live, IPSC adalah pangkalan militer besar yang mencakup pusat pelatihan untuk tentara, terutama untuk misi penjaga perdamaian.
Menurut data awal, Rusia menembakkan delapan rudal di dekat Lviv, kata pemerintah daerah.
Para pejabat sedang mencari tahu apakah ada korban.
Baca juga: Zelensky: Rusia akan Hadapi Pertempuran hingga Mati jika Berani Merebut Ibu Kota Ukraina
Baca juga: Tekan Putin Berhenti Serang Ukraina, Italia Sita Kapal Mewah Seharga Rp 8,2 T Milik Bos Pupuk Rusia
Sementara itu, laporan Al Jazeera mengatakan, serangan udara diluncurkan di pangkalan militer Ukraina di dekat perbatasan Polandia.
"Para penjajah melancarkan serangan udara ke Pusat Internasional untuk Penjagaan Perdamaian dan Keamanan. Menurut data awal, mereka menembakkan delapan rudal," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Pangkalan militer itu diketahui kurang dari 25 km dari perbatasan Polandia.
Serangan udara Rusia di pangkalan militer dekat Lviv ini terjadi di saat pasukan Putin memperluas serangannya di Ukraina ke barat.
Pada Jumat lalu, pasukan Presiden Vladimir Putin menyerang bandara di ujung barat Ukraina yang sebelumnya terhindar dari konflik.
Akibatnya, bandara di Lutsk di barat laut Ukraina, sekitar 70 mil dari perbatasan Polandia itu menderita kerusakan besar.
Gubernur wilayah Volyn mengatakan, empat rudal ditembakkan dari seorang pembom Rusia dan dua orang tewas pada Jumat.
Kepulan asap juga membubung dari lapangan terbang militer di Ivano-Frankivsk, Ukraina barat, yang dihantam rudal.
Lviv adalah pusat budaya Ukraina dan pusat bersejarah kota ini adalah Situs Warisan Dunia UNESCO.
Ini juga merupakan jalur bagi warga yang terlantar akibat perang, untuk melarikan diri dari kota-kota yang dibombardir atau untuk menuju perbatasan Polandia sekitar 70 km jauhnya.
Invasi Rusia ke Ukraina masih bergulir hingga Minggu (13/3/2022), terbaru pasukan Putin bergerak lebih dekat ke Ibu Kota Kyiv.
Kehancuran yang signifikan terlihat di kota-kota besar dan kecil saat Moskow melanjutkan pengebomannya ke Ukraina.
Beberapa ledakan terdengar sesaat sebelum pukul 6 pagi di pinggiran kota barat laut Lviv.
Berikut sejumlah peristiwa yang terjadi dilansir CNN dan Al Jazeera:
- Rusia mengancam akan menembaki pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan konvoi dengan senjata asing dapat dianggap sebagai "target yang sah."
- AS akan mengirim bantuan militer mencakup anti-armor, sistem anti-pesawat, dan senjata ringan.
- Sebagian besar pasukan darat Rusia berada sekitar 25 km dari pusat Ibu Kota Ukraina, ungkap Kementerian Pertahanan Inggris pada Sabtu.
- Kota Kharkhiv, Mariupol, Mykolaiv, Dnipro, Chernihiv dan Sumy berada di bawah serangan gencar Rusia dan pasukan invasi telah memperluas serangan mereka di Ukraina ke barat.
- Tujuh warga sipil, termasuk wanita dan seorang anak diduga dibunuh pasukan Rusia ketika mencoba melarikan diri dari desa Peremoga, di wilayah Kyiv, menurut Kementerian Pertahanan Ukraina.
- Sebanyak 12.729 warga Ukraina berhasil dievakuasi pada Sabtu.
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan pasukan Rusia bahwa mereka menghadapi pertempuran habis-habisan jika mencoba menduduki ibukota Kyiv.
- Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan Rusia mungkin menggunakan senjata kimia setelah invasinya ke Ukraina, dan langkah seperti itu akan menjadi kejahatan perang, menurut sebuah wawancara di surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
- Presiden Zelenskyy menilai Rusia sedang mencoba untuk menciptakan "republik semu" baru di Ukraina untuk memecah negaranya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)