Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengirim permintaan kepada pihak Barat untuk memberikan bantuan militer kepada negaranya, untuk melawan serangan Rusia.
"Kami membutuhkan Anda sekarang," kata Zelensky mengatakan kepada Anggota Kongres AS, dalam salah satu permohonan bantuan terbarunya.
Melihat permohonan dari Ukraian, AS dan negara-negara NATO lainnya berusaha memenuhi permintaan Zelensky, dengan memberikan bantuan militer hingga sanksi kepada Rusia.
Baca juga: Pangkalan Militer Ukraina Diserang Rusia, Tentara yang Selamat Sebut dari 200 Orang 90% Tak Selamat
Mengutip dari laman cnn.com, berikut ini upaya negara-negara Barat untuk membantu Ukraina di tengah konflik yang terjadi.
Bantuan Senjata
Pihak Barat berupaya memberikan bantuan kepada Ukraina, salah satunya dengan memenuhi kebutuhan senjata yang digunakan militer Ukraina untuk melawan Rusia.
Bantuan senjata yang diberikan Barat pada Ukraina, termasuk drone portabel hingga sistem rudal jarak jauh.
Drone Switchblade, atau disebut juga dengan drone kamikaze ini dapat meledak saat terjadi benturan. Model terkecil dari senjata ini dapat mencapai target hingga 6 mil jauhnya. Namun belum diketahui secara pasti, model serta ukuran drone apa yang dikirimkan AS kepada Ukraina.
Senjata selanjutnya adalah rudal anti-peswat Stinger, yang memiliki jangkauan hingga 5 mil atau sekitar 11.000 kaki. Kehebatan rudal Stinger adalah dapat membedakan mana pesawat musuh dengan pesawat milik pihak yang meluncurkan rudal ini.
Senjata anti-tank lembing, juga ikut dikirimkan kepada militer Ukraina untuk membantu melawan pasukan Rusia. Senjata ini merupakan sistem peluru kendali yang dapat dikendalikan dengan cara diletakan atau ditopang di atas bahu prajurit, dan memiliki jangkauan hingga 8.200 kaki.
Senjata berikutnya adalah senjata anti-armor AT-4, yang menurut perusahaan Swedia yang memproduksi senjata ini, Saab Bofors Dynamics mengatakan senjata ini ringan dan penggunaannya sekali pakai.
Tidak ketinggalan, AS juga mengirimkan dua sistem rudal pertahanan udara Patriot kepada Polandia bulan ini.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-24, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Dua sistem rudal ini dimaksudkan agar digunakan untuk menghalangi serangan Rusia dan meningkatkan keamanan di Polandia, di tengah kekhawatiran konflik Rusia dan Ukraina yang dapat meluas ke negara-negara lainnya yang bersekutu dengan NATO.
Sistem rudal pertahanan udara Patriot ini dirancang untuk dapat menghancurkan rudal balistik jarak pendek, pesawat canggih hingga rudal jelajah.
Sanksi pada Rusia
Selain memberikan bantuan senjata kepada Ukraina, AS dan negara-negara yang tergabung dalam NATO juga menjatuhkan sanksi, baik kepada individu hingga perusahaan Rusia yang bertujuan untuk melemahkan ekonomi negara Beruang Putih ini.
Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada mengumumkan akan memberikan sanksi kepada pemimpin Rusia, Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Negara-negara Barat juga menargetkan bank Rusia, dengan melarang bank Rusia tertentu dari jaringan keamanan tertinggi (SWIFT), yang memfasilitasi pembayaran di antara 11.000 lembaga keuangan di 200 negara.
Baca juga: Kepala NATO Sebut Ada 100.000 Pasukan AS Siaga Tinggi di Eropa untuk Menahan Invasi Rusia
Di sektor energi dan minyak, pejabat Uni Eropa (UE) mengatakan akan memangkas impor gas dari Rusia sebanyak dua pertiga tahun ini. UE juga mengumumkan rencana untuk terbebas dari energi Rusia dan berusaha untuk memisahkan diri dari pemasok energi terbesarnya. Sedangkan Amerika Serikat mengumumkan larangan impor energi dari Rusia, baik itu minyak, gas alam dan batu bara. Pemerintah Inggris sendiri mengatakan akan menghapus impor minyak Rusia pada akhir tahun ini dan sedang mencari alternatif untuk mengakhiri impor gas alam Rusia.
Jalur pipa gas alam antara Rusia dan Jerman, Pipa Nord Stream 2 juga terkena imbas dari sanksi yang diberikan dari pihak Barat. Jerman mengumumkan telah menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 sebagai tanggapan serangan Rusia pada Ukraina. Jalur pipa ini sebenarnya sudah selesai dibangun pada 10 September 2021, namun sampai saat ini pipa gas ini belum juga beroperasi.