Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Surat kabar Rusia membantah telah menyebarkan berita palsu di situs webnya.
Mereka menuduh peretas sebagai pelaku yang menyebarkan berita mengenai laporan yang mengatakan hampir 10.000 tentara Rusia telah tewas di Ukraina.
Melansir dari Reuters.com, sebuah artikel di situs surat kabar Rusia, Komsomolskaya Pravda menulis pada Selasa (22/3/2022) dengan mengutip keterangan dari Kementerian pertahanan Rusia yang mengatakan 9.861 tentara Rusia telah tewas dan 16.153 lainnya terluka, dalam serangan yang Rusia sebut sebagai operasi militer khusus. Angka-angka tersebut kini telah dihapus dari artikel tersebut.
Baca juga: Berapa Jumlah Tentara Ukraina, Rusia dan Warga Sipil yang Tewas Sejak Invasi 24 Februari Lalu?
Komsomolskaya Pravda mengungkapkan adanya upaya penyusupan yang dilakukan ke situs web mereka dan informasi yang tidak akurat akan segera dihapus.
"Pada 21 Maret, akses ke antarmuka administrator diretas di situs web Komsomolskaya Pravda dan sebuah sisipan palsu dibuat dalam publikasi ini tentang situasi di sekitar operasi khusus di Ukraina. Informasi yang tidak akurat segera dihapus." ungkap Komsomolskaya Pravda.
Jika angka pada artikel tersebut benar, maka jumlah korban tewas Rusia pada konflik Ukraina yang telah berlangsung selama 27 hari ini, akan sama dengan dua pertiga dari perkiraan 15.000 tentara yang tewas selama 10 tahun pendudukaan Soviet di Afghanistan sejak tahun 1979.
Rusia belum memberikan data secara resmi mengenai jumlah korbannya. Terakhir pada 2 Maret lalu, dilaporkan sebanyak 498 tentara Rusia tewas dan 1.597 terluka.
Serangan Rusia dikabarkan mendapat perlawanan berat dari pasukan Ukraina dan pasukan pertahanan sukarela.
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa kemarin, dia tidak memiliki data mengenai informasi jumlah korban pasukannya.
Baca juga: NATO Sebut Militer Belarusia Siap Bergabung dengan Rusia dalam Perang di Ukraina
Peskov juga menolak untuk memberikan komentar mengenai insiden yang terjadi pada situs web Komsomolskaya Pravd.
Komsomsolskya Pravda merupakan salah satu media Rusia yang setia mengikuti arahan Pemimpin Rusia, Vladimir Putin mengenai tindakan Rusia yang sedang melakukan operasi khusus di Ukraina untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara.