News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jubir Kremlin Sebut Tujuan Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina Belum Tercapai

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov. Dmitry Peskov mengatakan, operasi militer khusus Rusia di Ukraina berjalan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, operasi militer khusus Rusia di Ukraina berjalan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.

"Itu (operasi khusus) berlangsung secara ketat sesuai dengan rencana dan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Peskov dalam wawancara dengan CNN, Selasa (22/3/2022), dilaporkan media Rusia, TASS

Ia menambahkan bahwa sejak awal, tidak ada yang mengira operasi militer ini akan membutuhkan waktu "beberapa hari".

Baca juga: Ukraina: Ada Lebih dari 80 Serangan Mendadak Rusia untuk Mengebom Ukraina, 29 dari Belarus

Baca juga: Presiden Zelensky Siap Berunding, Ukraina Tak Gabung NATO Asalkan Rusia Penuhi Tuntutan Ini

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov (RT.COM)

Peskov menyebut, operasi ini adalah hal yang serius dengan tujuan serius pula.

Namun, menurutnya, tujuan operasi belum tercapai.

"Belum, kami berbicara tentang operasi militer khusus yang sedang berlangsung," tambah juru bicara Kremlin ini.

Kyiv Disebut Berencana Menyerang Donbass

Sangat jelas bagi Rusia, bahwa Kyiv sedang bersiap untuk melancarkan operasi militer terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), kata Peskov.

Menurut pejabat ini, Rusia berharap Ukraina tidak akan menyerang Donbass dan Moskow mengandalkan kemajuan dalam pembicaraan Format Normandia.

"Setelah itu, dalam beberapa hari, sangat jelas bagi kami, untuk spesialis militer kami, bahwa Ukraina akan melancarkan serangan terhadap Donbass," kata Peskov.

Ia berujar, Ukraina telah mengumpulkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang garis kontak.

"Ada tanda-tanda yang jelas bahwa serangan akan dimulai," tambah Peskov.

"Tidak ada yang akan memperingatkan Ukraina untuk tidak melakukan itu (meluncurkan serangan di Donbass). Tidak ada yang akan mendorong Ukraina ke arah solusi dalam kerangka proses Normandia. Tidak ada yang melakukannya," katanya.

Pejabat dekat Presiden Vladimir Putin ini menilai negara-negara Barat menutup telinga terhadap masalah keamanan Rusia selama beberapa dekade.

"Niat Presiden Putin adalah membuat dunia mendengarkan dan memahami keprihatinan kami," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN.

"Kami telah mencoba menyampaikan keprihatinan kami kepada dunia, pertama ke Eropa, ke Amerika Serikat selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan kami."

Pasukan Rusia Terhenti

Komandan militer Ukraina mengklaim, pasukan Rusia hampir kehabisan logistik dan persediaan saat ini hanya bisa bertahan selama tiga hari.

Logistik itu berupa bahan bakar, makanan, dan amunisi.

Klaim dari Ukraina ini dinilai masuk akal oleh pejabat Barat, meskipun mereka tidak dapat menguatkan analisis tersebut.

Namun laporan dari komando umum angkatan bersenjata Ukraina disebut konsisten dengan bukti bahwa pasukan Rusia terhenti.

Di saat yang sama, pasukan Rusia terus melancarkan serangan menggunakan artileri ke sejumlah wilayah.

"Kami benar-benar berpikir bahwa pasukan Rusia telah menggunakan banyak bahan termasuk kategori senjata tertentu dan kami telah melihat laporan terisolasi dari unit tertentu yang kekurangan pasokan dalam satu atau lain jenis," kata pejabat itu, dikutip dari The Guardian

Petugas pemadam kebakaran dan prajurit Ukraina berjalan di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam serangan itu. pengeboman. Enam mayat dibaringkan di depan pusat perbelanjaan, menurut seorang wartawan AFP. Bangunan itu telah terkena ledakan kuat yang menghancurkan kendaraan di tempat parkir dan meninggalkan kawah selebar beberapa meter. (Photo by FADEL SENNA / AFP) (AFP/FADEL SENNA)

Baca juga: Lewat Platformnya, Shevchenko Siap Bantu Pemerintah Ukraina Lawan Invasi Rusia

Baca juga: Analis: Reksa Dana Pasar Uang Jadi Solusi Investasi di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

"Ini konsisten dengan kemajuan yang terhenti. Kegagalan dalam rantai logistik menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak seefektif yang mereka harapkan," tambahnya.

Seorang pejabat Pentagon menduga ada masalah moral di antara pasukan Rusia.

Kondisi ini berlanjut di tengah kurangnya pasokan makanan, bahan bakar, dan radang dingin karena pakaian yang tidak memadai.

Militer Ukraina mengatakan, masalah utama dari pergerakan Rusia adalah kegagalan meletakkan pipa bahan bakar ke depan, meskipun klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini