TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani dekrit untuk menambah jumlah personel militer sebanyak 180.000 tentara baru menjadi total 1,5 juta personel yang akan berlaku mulai Desember 2024.
Ini adalah dekrit ketiga yang ditandatangani Putin untuk menambah jumlah personel militer Rusia sejak dimulainya invasi besar-besaran pada bulan Februari 2022, menurut laporan Intelijen Pertahanan Inggris.
Diberitakan Defence Express, aspirasi Rusia untuk memperluas militernya sudah mapan.
Pada bulan Desember 2022, Menteri Pertahanan saat itu, Sergei Shoigu, meminta agar pasukan Rusia diperbesar menjadi 1,5 juta orang.
Rusia kemungkinan akan meningkatkan jumlah dan ukuran unit di pasukan daratnya untuk menampung sebagian besar dari 180.000 personel tambahan.
Meskipun ada niat yang dinyatakan untuk memperluas kekuatannya, kemungkinan ambisi ini akan terhambat oleh kerugian besar yang terus terjadi dalam konflik melawan Ukraina dan tantangan perekrutan.
Perbandingan Jumlah Tentara Rusia vs NATO
The Moscow Times menyebutkan penambahan personel tentara Rusia berarti total pasukan aktif akan mencapai 1,5 juta prajurit aktif dari sebanyak 2.389.139 personel yang ada.
Disebutkan media tersebut, dekrit akan berlaku mulai 1 Desember 2024 mendatang.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan militer negaranya akan diperbanyak pasukan karena lingkungan Rusia saat ini yang sudah tidak bersahabat.
Sebagian besar negara di sekitar Rusia kini memusuhi akibat invasi di Ukraina.
"Ancaman bagi negara kita di sepanjang perbatasan meningkat. Lingkungan Barat tidak bersahabat bagi Rusia, sedangkan di Timur tidak stabil. Ini memerlukan tindakan yang tepat," kata Peskov dikutip dari Russia Today, Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Terbukti Miskin Taktik? Rusia Tiru Strategi Ukraina Gunakan FPV Pencegat Berkecepatan Tinggi
Barat yang disebutkan adalah negara-negara Barat yaitu Uni Eropa, Amerika Serikat yang bergabung dengan NATO.
Sebagian besar anggota aliansi pertahanan Atlantik Utara tersebut membela mati-matian Ukraina dan memusuhi Rusia.
Barat yang dipimpin oleh AS menyumbang senjata ke Ukraina dalam jumlah besar untuk memerangi pasukan Vladimir Putin.