TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior di Arab Saudi mengatakan Houthi mengklaim serangan terhadap fasilitas penyimpanan minyak Aramco di Jeddah, Jumat (25/3/2022).
Asap hitam terlihat mengepul dan membentuk jamur.
Peluncuran serangan berlansung ketika penggemar Formula 1 tengah bersiap menonton Grand Prix akhir pekan ini.
Sejauh ini tidak ada korban dalam serangan itu, kata pejabat itu kepada CNN.
Baca juga: Salvo Rudal & Drone Houthi Hantam Kilang Minyak Saudi, Pertahanan Udara Gagal Cegat Seluruh Serangan
Baca juga: Serangan Drone dan Rudal Houthi Yaman Hantam Sejumlah Fasilitas Energi Arab Saudi
Houthi membeberkan telah menggunakan sejumlah besar drone untuk menargetkan fasilitas Aramco.
Koalisi pimpinan Saudi yang bertempur di Yaman mengatakan satu rudal balistik dan 10 drone bermuatan bom yang diluncurkan oleh kelompok yang didukung Iran dari perbatasan selatan dicegat, menurut saluran TV yang dikelola pemerintah Saudi al-Ekhbariya.
Pernyataan itu tidak menyebutkan serangan terhadap Jeddah.
Baca juga: 16 Orang Terluka akibat Serangan Drone Houthi Yaman di Bandara Arab Saudi
32 Kilometer dari sirkuit
Ledakan itu terjadi sekitar 32 kilometer dari trek balap di Jeddah tempat akhir pekan ini, balapan kedua Grand Prix Arab Saudi dijadwalkan berlangsung.
Grand Prix Saudi adalah putaran kedua Kejuaraan Dunia Formula 1 tahun ini, dan turis dari seluruh dunia diharapkan untuk hadir.
Koalisi yang memerangi Houthi selama tujuh tahun terakhir mengatakan rudal balistik diluncurkan ke arah kota Jazan di barat daya.
"Sebuah proyektil musuh jatuh di stasiun distribusi listrik di Samtah (kota). Karena proyektil, kebakaran terbatas di stasiun distribusi listrik terjadi, dan tidak ada korban," media pemerintah mengutip koalisi militer pimpinan Saudi.
Baca juga: Mengapa Houthi Yaman Serang Uni Emirat Arab? Ini Penjelasannya
Seorang juru bicara Houthi, Yahya Al Saree angkat bicara melalui utas Twitter.
Dia menegaskan pernyataan akan dikeluarkan dalam beberapa jam mendatang mengenai operasi luas "dalam" di Arab Saudi.
Selama seminggu terakhir beberapa serangan telah diluncurkan terhadap raksasa minyak Arab Saudi Aramco.
Kementerian Luar Negeri Saudi menyebut serangan itu mengancam keamanan pasokan minyak, yang telah berada di bawah tekanan secara global ketika Barat mencoba untuk menjauh dari hidrokarbon Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Awal pekan ini misi Amerika Serikat untuk Kerajaan Arab Saudi mengutuk serangan Houthi.
"Serangan yang tidak dapat diterima ini membahayakan warga sipil dan infrastruktur sipil dan harus dihentikan," katanya.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Serangan Houthi di Jeddah Utara
Dikutip Al Jazeera, Houthi telah dua kali menargetkan pabrik Jeddah Utara dengan rudal jelajah.
Satu serangan terjadi pada November 2020 sementara yang terakhir terjadi pada hari Minggu.
Pada saat serangan tahun 2020, tangki yang ditargetkan, yang memiliki kapasitas 500.000 barel, memiliki bahan bakar diesel, menurut laporan baru-baru ini oleh panel ahli PBB yang memeriksa perang Yaman.
Memperbaikinya setelah serangan terakhir menghabiskan biaya sekitar $1,5 juta.
Berita lain terkait dengan Houthi Yaman
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)