News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Diduga Jadi Mata-mata, Puluhan Diplomat Rusia Diusir dari Negara-negara Eropa

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendera Rusia - Negara-negara Eropa mengusir puluhan diplomat Rusia yang diduga menjadi mata-mata.

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa negara Eropa telah mengumumkan pengusiran puluhan diplomat Rusia yang dicurigai melakukan spionase atau pengintaian.

Tindakan tersebut diduga terkoordinasi dengan latar belakang perang Rusia di Ukraina.

Mengutip Al Jazeera, Belanda mengatakan akan mengusir 17 orang Rusia yang digambarkan sebagai perwira intelijen yang menyamar sebagai diplomat.

Sementara Belgia mengatakan pihaknya mengusir 21 diplomat dari kedutaan Rusia.

Irlandia mengatakan kepada empat pejabat senior Rusia untuk meninggalkan negara itu karena kegiatan yang dianggap tidak "sesuai dengan standar perilaku diplomatik internasional".

Baca juga: FBI: Peretas Rusia Intai Sistem Energi AS, Timbulkan Ancaman bagi Keamanan Nasional

Baca juga: Rusia Lancarkan Serangan Udara ke Gedung Pemerintah di Mykolaiv Ukraina, 12 Tewas dan 33 Terluka

Tak hanya itu, Republik Ceko juga memberi waktu 72 jam kepada satu diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu.

Pengusiran itu terjadi ketika hubungan antara Rusia dan Barat telah membeku setelah invasi Moskow ke Ukraina .

Pekan lalu, Polandia mengusir 45 orang Rusia yang diidentifikasi pemerintah sebagai perwira intelijen menggunakan status diplomatik mereka sebagai kedok untuk beroperasi di negara itu.

Belanda Bersiap untuk Pembalasan

Belanda pada Selasa (29/3/2022) mengatakan, mengambil keputusannya dalam konsultasi dengan "sejumlah negara yang berpikiran sama," mengutip pengusiran serupa oleh Amerika Serikat, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Montenegro.

"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," kata kementerian luar negeri Belanda dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa mereka telah memanggil duta besar Rusia dan memberitahu dia tentang pengusiran.

"Alasannya adalah ada informasi menunjukkan bahwa orang-orang yang bersangkutan, yang terakreditasi sebagai diplomat, secara diam-diam aktif sebagai perwira intelijen," kata kementerian yang berbasis di Den Haag itu dalam sebuah pernyataan.

"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," tambah pernyataan itu, yang mengatakan bahwa ancaman intelijen terhadap Belanda tetap tinggi.

Baca juga: Hasil Negosiasi di Istanbul Positif, Rusia Janji Hentikan Aktivitas Militer ke Kiev dan Chernihiv

Baca juga: Rusia Janji Kurangi Serangan di Kyiv, AS Peringatkan Ancaman Belum Berakhir

Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra mengatakan dia siap untuk pembalasan dari Moskow.

“Pengalaman menunjukkan bahwa Rusia tidak membiarkan tindakan semacam ini tidak terjawab,” katanya.

“Kami tidak bisa berspekulasi soal itu, tapi Kemlu siap dengan berbagai skenario yang mungkin muncul dalam waktu dekat," jelasnya.

Menteri Luar Negeri Belgia, Sophie Wilmes mengatakan kepada parlemen bahwa langkah Brussel dikoordinasikan dengan Belanda dan bukan sanksi.

“Saluran diplomatik tetap terbuka dengan Rusia, Kedutaan Besar Rusia dapat terus beroperasi dan kami terus menganjurkan dialog,” katanya.

Sebelumnya pada hari Selasa, Rusia mengatakan pihaknya mengusir total 10 diplomat dari tiga negara Baltik Uni Eropa yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania sebagai pembalasan atas negara-negara yang mengusir diplomat Rusia awal bulan ini.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya membatalkan akreditasi empat diplomat Lituania, tiga warga Latvia dan tiga warga Estonia dan mereka akan diminta untuk meninggalkan negara itu.

Itu sesuai dengan jumlah diplomat Rusia yang dikeluarkan setiap negara sebelumnya.

Pada 18 Maret, tiga negara Baltik memerintahkan pengusiran 10 anggota staf kedutaan Rusia dalam tindakan terkoordinasi yang diambil dalam solidaritas dengan Ukraina.

Moskow menyebut langkah itu "provokatif dan sama sekali tidak berdasar".

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel lain terkait Rusia Vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini