TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilanda isu tak sedap.
Anak laki-laki dan saudara laki-lakinya dikabarkan menerima uang jutaan dollar AS dari perusahaan China karena hubungan mereka dengan Presiden Amerika Serikat itu.
Mengutip dari Washington Post, Kamis (31/3/2022), lembaga yang berada di bawah Hunter Biden dan James Biden menerima pembayaran 4,8 juta dollar AS (Rp69 miliar) dari sejumlah perusahaan China.
Dalam laporan yang diungkap Washington Post, Hunter dan James menerima uang tersebut selama 14 bulan dari CEFC China Energy.
Baca juga: China dan Rusia Berjanji Bentuk Tatatan Baru Demokrasi Dunia yang Berkeadilan
Hal itu didapatkan berdasarkan tinjauan email yang ditemukan di laptop yang pernah menjadi milik Hunter, serta dokumen pengadilan, catatan pemerintah, dan laporan bank.
“Hunter menerima setidaknya 3,79 juta dollar AS pembayaran dari konglomerat energi China melalui kontrak konsultasi,” tulis laporan itu.
“Hunter Biden juga menerima 1 juta dollar AS untuk mewakili Patrick Ho, pejabat CEFC yang kemudian didakwa terkait skema suap di Afrika," kata dokumen tersebut.
CEFC China Energy adalah perusahaan yang mendapatkan pendanaan dari bank pembangunan pemerintah dan punya hubungan dengan Partai Komunis China serta militer China.
Dengan eratnya hubungan itu, ekonom menilai tidak mungkin CEFC China Energy beroperasi secara independen tanpa intervensi pemerintah Negeri Tirai Bambu.
Hunter Biden juga disebut menandatangani perjanjian dengan pebisnis China Gongwen Dong. Perjanjian itu mencakup pembayaran satu kali kepada Hunter sebesar 500.000 dollar AS serta tunjangan bulanan 100.000 dollar AS.
Selain itu, James Biden juga menerima tunjangan bulanan 65.000 dollar AS berdasarkan perjanjian tersebut.
Namun, laporan Washington Post juga menambahkan jika belum ada bukti yang menyatakan keterlibatan Joe Biden, hingga belum ada bukti terkait keuntungan pribadi yang diambil Joe Biden.
>