Dikutip dari AP News, peluncuran itu memperpanjang rentetan demonstrasi senjata Korea Utara tahun ini.
Kim Jong Un tersenyum lebar
Gambar dari media pemerintah Korea Utara ini, konon diambil pada 24 Maret, menunjukkan pemimpin Kim Jong Un berjalan dengan personel militer Korea Utara selama operasi peluncuran uji coba yang dilaporkan media pemerintah sebagai rudal balistik antarbenua tipe baru.
Video yang dirilis Jumat lalu oleh Korean Central Television (KCTV) yang dimaksudkan untuk menunjukkan Kim Jong Un memandu peluncuran mengungkapkan bayangan pemimpin Korea Utara muncul ke arah barat, yang berarti itu difilmkan di pagi hari, tetapi peluncuran terjadi di sore hari, kata pejabat itu.
Juga, mendung di area peluncuran Kamis lalu, tetapi cuaca dalam video KCTV tampaknya cerah, kata pejabat itu.
Baca juga: Korea Utara Bertekad Mengembangkan Persenjataan yang Lebih Kuat
Analis mengatakan AS masih harus waspada
Beberapa ahli rudal juga mulai meragukan klaim Korea Utara telah meluncurkan Hwasong-17.
Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, Jeffrey Lewis mengatakan video KCTV tampaknya dibuat saat peluncuran yang gagal pada 16 Maret.
Pada saat itu sebuah rudal Korea Utara meledak segera setelah lepas landas di sekitar ketinggian 20 kilometer (12,5 mil).
"Korea Utara merilis sebuah video setelah pengujian 24 Maret. Kami mengukur bayangan di dalamnya, dan jelas dari ketinggian dan sudut matahari bahwa video tersebut berasal dari pengujian pada pagi hari tanggal 16 Maret," kata Lewis.
"Video itu adalah tes (sebelumnya) yang gagal. Itu sangat menunjukkan bahwa tes lain adalah sesuatu yang berbeda yang mereka tidak ingin kita lihat."
Pakar kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda mengatakan Pyongyang mungkin telah mengubah Hwasong-15 agar terlihat seperti rudal yang lebih kuat.
"Mereka mengklaim bahwa itu adalah Hwasong-17, yang merupakan ICBM baru yang sangat besar yang mereka resmikan pada sebuah parade pada Oktober 2020," kata Panda.
"Tetapi sepertinya apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah mereka menempatkan muatan yang sangat ringan atau mungkin tidak ada muatan pada Hwasong-15, yang merupakan ICBM yang pertama kali mereka uji pada November 2017. Itu mereka gunakan untuk menggelar demonstrasi," kata Panda.
Baca juga: Presiden Joe Biden: AS Kehabisan Dana untuk Covid-19
Baca juga: Anak Presiden AS Joe Biden Dituduh Terima Rp 69 Miliar dari Perusahaan China