TRIBUNNEWS.COM- Imbas konflik Rusia vs Ukraina, sejumlah influencer dan sosialita dari negeri Beruang Merah itu disebutkan tidak bisa bebas lagi berbelanja.
Mereka kini tak lagi bebas belanja barang mewah Chanel.
Chanel Keluarkan Kebijakan, Sosilita Asal Rusia
Bukan karena masalah uang, namun karena brand asal Perancis itu mengeluarkan kebijakan yang melarang produknya dipakai di Rusia.
Baca juga: Melihat Upaya Penyelamat Tarik Wanita Hidup-hidup dari Puing di Luhansk yang Diserang Rusia
Anna Kalashnikova, salah satu sosialita Rusia, mengatakan gagal membeli sepasang anting dan tas di outlet Chanel yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab.
Manajer toko tersebut melarangnya melakukan pembelian karena kewarganegaraannya, yang disebut Anna sebagai perilaku 'Russophobia'.
Ia cukup sering datang ke Dubai mengunjungi Fashion Week sehingga dikenali sebagai pelanggan di cabang tersebut.
"Manajer Chanel mengenali saya, mendekati saya, dan berkata: 'Kami tahu bahwa Anda adalah seorang selebriti di Rusia, kami tahu bahwa Anda akan membawa pembelian Anda ke sana, jadi kami tidak dapat menjual merek kami kepada Anda. item,'" katanya, dalam unggahan Instagramnya.
Baca juga: Kesaksian Remaja 14 Tahun di Bucha: Saya Melihat Tentara Rusia Menembak Mati Ayah
Begitu kesalnya, Anna menyebut kebijakan itu sebagai bukti jika Coco Chanel, founder brand fashion tersebut, sebagai seorang fasis.
"Tindakan warisannya, brandnya membuat Anda berpikir tentang biografi Coco Chanel. Mendukung fasisme dan Russophobia sangat rendah," katanya geram.
Desainer interior dan influencer asal Rusia, Liza Litvin mengaku mengalami hal serupa ketika harus memenuhi sejumlah syarat ketika akan membeli produk Chanel di Dubai.
Liza menyatakan dirinya diwajibkan menandatangani dokumen di outlet Chanel yang menyatakan bahwa dirinya tidak tinggal di Rusia dan tidak akan memakai tas tersebut di negara asalnya.
"Saya pergi ke butik Chanel di Mall of the Emirates. Mereka tidak menjual tas itu kepada saya karena (perhatian!) Saya dari Rusia!" kata Liza, dikutip dari Bussiness Insider.
Sejauh ini, pihak Chanel belum memberikan klarifikasi apapun atas keluhan yang menyebar luas di media sosial ini.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Pasar Darknet Rusia dan Pertukaran Kripto Garantex