Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari Kelompok 20 (G20) dan pihaknya siap memboikot sejumlah pertemuan G20 jika pejabat negeri Beruang Merah itu tetap diizinkan hadir.
Yellen mengajukan pernyataan tentang masa depan Rusia di G20 pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS.
Pernyataan itu muncul setelah invasi brutal Rusia ke Ukraina dan setelah diketahui kemungkinan adanya kejahatan perang oleh pasukan Rusia di Bucha, pinggiran dekat ibukota Kyiv.
Baca juga: Komentar Kementerian Luar Negeri RI Soal Ucapan Menkeu AS yang Bakal Absen dari G20 Jika Ada Rusia
“Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen yang dikutip oleh independent.co.uk,Minggu (10/4/2022).
“Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” tambahnya.
Indonesia memegang presidensi G20 tahun ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada bulan Juli tahun ini serta pertemuan puncak para pemimpin di Bali pada bulan November.
Di sisi lain, pihak Rusia mengatakan Vladimir Putin bermaksud menghadiri KTT akhir tahun ini.
“Indonesia, pada dasarnya, tidak dapat menolak atau mengusir anggota G20,” kata seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut seperti dikutip oleh Reuters.
South China Morning Post melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan Gedung Putih telah membahas situasi dengan Indonesia dan negara-negara G20 lainnya dan akan melihat lebih dekat apakah akan berpartisipasi atau tidak saat KTT semakin dekat.
Baca juga: Menkeu AS Sebut Biden Ingin Rusia Keluar dari G20: Agresi Rusia Bawa Dampak Ekonomi Sangat Besar
Sementara itu, Indonesia mengatakan pada awal Maret pihaknya bermaksud untuk tetap tidak memihak. Seorang pejabat Indonesia kemudian mengatakan presiden Rusia telah menerima undangan ke KTT tetapi belum mengambil keputusan.
“Indonesia mempersiapkan yang terbaik sebagai presidensi G20 sambil memantau secara ketat dan aktif mencari solusi di Ukraina,” kata Mahendra Siregar, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia.