TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan di laman Facebook-nya bahwa militer Rusia telah kehilangan 19.600 personel dalam perang yang berlangsung sekitar sebulan lalu.
Selain itu pasukan pembela Ukraina itu juga mengklaim Rusia kehilangan 157 pesawat, 732 tank, dan 1.946 kendaraan personel lapis baja di Ukraina sejak 24 Februari hingga 12 April lalu.
"Pembela Ukraina menghancurkan 732 tank, 1.946 kendaraan personel lapis baja, 349 sistem artileri, 111 MLRS, 63 sistem perang anti-pesawat, 1.406 kendaraan, 157 pesawat, 140 helikopter, 7 kapal, 76 tangki bahan bakar, 124 UAV operasional dan taktis, 25 unit peralatan khusus, 4 sistem SRBM bergerak," demikian kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (12/4/2022), data pun kini sedang diperbaharui, namun penghitungannya diperumit dengan intensitas konflik yang tinggi di banyak kota di Ukraina.
Baca juga: Pejabat AS Terus Pantau Kemungkinan Rusia Menggunakan Senjata Kimia di Ukraina
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.
Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.
Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.
Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.
Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.