TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 1.026 tentara Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira telah menyerahkan diri di kota pelabuhan Mariupol yang dikepung.
"Di Mariupol, dekat Illich Iron and Steel Work, sebagai akibat serangan yang dilancarkan Angkatan Bersenjata Rusia dan Unit Milisi Republik Rakyat Donetsk, 1.026 tentara Ukraina dari Brigade Marinir ke-35 secara sukarela meletakkan senjata dan menyerah," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan.
Dilansir Al Jazeera, dalam pernyataan itu, sebanyak 151 tentara Ukraina yang terluka dirawat di tempat, kemudian dilarikan ke rumah sakit kota Mariupol.
Baca juga: Presiden Lituania, Latvia, Estonia dan Polandia akan Berkunjung ke Ukraina
Baca juga: Rusia Klaim Seribu Lebih Tentara Ukraina Menyerah di Mariupol
Sementara itu, Reuters melaporkan televisi Rusia marinir yang menyerahkan diri pada Selasa (12/4/2022) banyak yang terluka.
Tidak ada komentar dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, staf umum Ukraina, atau Kementerian Pertahanan Ukraina.
"Saya tidak memiliki informasi," kata Oleksandr Motuzyanyk kepada kantor berita Reuters sebagai tanggapan atas permintaan komentar
Staf umum Ukraina, dalam laporan paginya mengatakan, pasukan Rusia melanjutkan serangan di Mariupol terhadap pabrik besi dan baja Azovstal dan pelabuhan.
Baca juga: Soal Invasi Rusia ke Ukraina, Vladimir Putin Ungkap Operasi Skala Penuh Tidak Dapat Dihindari
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-49, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Sebelumnya pemimpin Chechnya juga menyatakan 1.000 marinir Ukraina menyerah
Reuters melaporkan bahwa sebelumnya pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan lebih dari 1.000 marinir Ukraina telah menyerah.
Dia mendesak pasukan yang tersisa di pabrik baja Azovstal untuk menyerah.
"Di dalam Azovstal saat ini ada sekitar 200 orang terluka yang tidak dapat menerima bantuan medis apa pun," kata Kadyrov dalam unggahannya.
"Bagi mereka dan yang lainnya, akan lebih baik untuk mengakhiri perlawanan yang tidak berguna ini dan pulang ke keluarga mereka."
Baca juga: Joe Biden Tuding Rusia Lakukan Genosida di Ukraina
Baca juga: Zelensky Peringatkan Rusia: Bebaskan Tahanan Ukraina Jika Ingin Sekutu Utama Putin Kembali
Untuk dicatat, Kadyrov adalah pendukung setia pemimpin Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dia telah mengerahkan banyak pejuangnya di Ukraina untuk mendukung upaya Rusia "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)