Hari Kedua Gencatan Senjata, Israel dan Lebanon Saling Tuding Melanggar
Militer Israel melaporkan telah menyerang fasilitas Hizbullah di Lebanon selatan pada hari Kamis (28/11/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pada hari kedua gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, kedua belah pihak saling menuduh melanggar kesepakatan.
Perjanjian gencatan senjata berhasil dicapai berkat ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Gencatan senjata ini, bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan pengungsian massal.
Militer Israel melaporkan, telah menyerang fasilitas Hizbullah di Lebanon selatan pada hari Kamis (28/11/2024).
Sebelumnya, ada klaim bahwa mereka telah menembaki daerah-daerah yang dianggap melanggar ketentuan gencatan senjata.
Secara terpisah, Tentara Lebanon juga menuduh Israel melakukan pelanggaran gencatan senjata pada Rabu (27/11/2024) dan Kamis (28/11/2024).
Serangan Israel terjadi di dekat Baysariyah, utara Sungai Litani.
Meskipun kesepakatan menyatakan bahwa fasilitas Hizbullah harus dibongkar di selatan Sungai Litani, tidak ada ketentuan yang melarang serangan di utara sungai tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa ia telah memerintahkan tentaranya untuk bersiap menghadapi perang jika gencatan senjata dilanggar.
Baca juga: Ben Gvir Desak Netanyahu untuk Terus Perang di Lebanon Meski Israel Hizbullah Gencatan Senjata
Nour Odeh dari Al Jazeera melaporkan bahwa Israel tampaknya menginterpretasikan perjanjian gencatan senjata secara sepihak.
Sejak awal Oktober 2023, serangan Israel di Lebanon telah menyebabkan sedikitnya 3.961 orang tewas dan 16.520 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Di sisi lain, pihak berwenang Israel melaporkan bahwa serangan Hizbullah telah menewaskan 45 warga sipil dan 73 tentara.
Lebih dari 12 juta warga Lebanon telah mengungsi sejak serangan Israel meningkat pada akhir September.
Setelah gencatan senjata diumumkan, banyak yang berusaha kembali ke rumah.
Akan tetapi tentara Israel memperbarui jam malam yang membatasi pergerakan penduduk di Lebanon selatan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.