TRIBUNNEWS.COM - China menolak setiap tekanan atau paksaan atas hubungannya dengan Rusia, Kamis (14/4/2022).
Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian sebagai tanggapan dari permintaan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen.
Diketahui, Yellen meminta Beijing meggunakan "hubungan khusus" dengan Rusia untuk membujuk Moskow agar segera mengakhiri perang di Ukraina.
Lijian mengatakan pihaknya telah melakukan upaya yang cukup besar untuk meredakan situasi, meredakan krisis, dan membangun kembali perdamaian.
"China memainkan peran konstruktif dalam masalah Ukraina," kata Lijian seperti dikutip AP News.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Kasus Harian Covid-19 di China Tembus 29.000
China telah menolak untuk mengutuk invasi ke Ukraina oleh mitranya, Rusia.
China enggan menyebut konflik antara Rusia dan Ukraina sebagai perang untuk menghormati Moskow, yang menggunakan istilah operasi militer khusus.
"Kami menentang tuduhan dan kecurigaan yang tidak berdasar terhadap China, kami juga tidak akan menerima tekanan atau paksaan apa pun,” kata Lijian.
"Waktu akan menunjukkan bahwa klaim China berada di sisi kanan sejarah," tambahnya.
China juga telah mendukung propaganda Rusia tentang konflik tersebut, termasuk klaim yang menyebut AS dan Ukraina telah mengembangkan senjata biologis.
Baca juga: Ekonomi Jepang, China dan AS Lemas Digerogoti Laju Inflasi Tinggi
Lijian dengan gigih menentang sanksi ekonomi terhadap Rusia.
China telah abstain atau memihak Moskow dalam pemungutan suara PBB setelah dimulainya invasi pada 24 Februari, hanya beberapa minggu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di Beijing.
Tanpa menyebutkan soal invasi Rusia, Lijian menegaskan kembali sikap China bahwa menjaga kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati dan dijaga.
"Kedaulatan dan keamanan Ukraina harus dipertahankan, dan kekhawatiran keamanan Rusia yang sah juga harus diperhatikan, dihormati," kata Lijian.
Sementara itu, dalam pidatonya pada hari Rabu, Yellen mengatakan Beijing tidak dapat mengharapkan komunitas global untuk menghormati seruannya terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas teritorial di masa depan jika tidak menghormati prinsip-prinsip ini sekarang.
Baca juga: China Kirim Rudal Anti-Pesawat ke Negara Sekutu Rusia Ini
"Sikap dunia terhadap China dan kesediaannya untuk merangkul integrasi ekonomi lebih lanjut mungkin akan dipengaruhi oleh reaksi China terhadap seruan kami untuk tindakan tegas terhadap Rusia," katanya.
Pidato Yellen di Dewan Atlantik, sebuah wadah pemikir nonpartisan, disampaikan seminggu sebelum para menteri keuangan dunia dan gubernur bank sentral bertemu di Washington untuk Pertemuan Musim Semi Kelompok Dana Moneter Internasional-Bank Dunia.
Seruan langsungnya ke China menggarisbawahi meningkatnya tekanan AS dan sekutunya dengan negara yang mempererat hubungannya dengan Rusia sejak invasi.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Ca)