News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Palestina Kembali Beribadah di Al-Aqsa setelah Serangan Israel, Pengamat: Kecemasan Masih Ada

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah Muslim Palestina melaksanakan salat Jumat di kompleks Masjid al-Aqsha Yerusalem, pada 15 April 2022. Warga Palestina kembali ke kompleks Al-Aqsa setelah bentrokan kekerasan terjadi sehari sebelumnya, tetapi kecemasan dan ketegangan disebut masih ada.

TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina kembali ke kompleks Al-Aqsa pada hari Sabtu (16/4/2022) setelah bentrokan kekerasan terjadi sehari sebelumnya antara jamaah dan pasukan Israel.

Namun, ketegangan dan kecemasan disebut tetap ada ketika kelompok-kelompok ekstremis Yahudi berpotensi menyerbu masjid lagi pada hari Minggu.

Dilansir Arab News, Nabil Faydi, seorang analis politik dari Yerusalem Timur, mengatakan ketegangan masih ada karena orang-orang Yerusalem mengkhawatirkan adanya pembagian sementara atas Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi seperti yang terjadi di Masjid Ibrahimi di Hebron.

Namun dia menambahkan tidak mungkin kebijakan seperti itu berhasil di Al-Aqsa.

"Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu adalah garis merah bagi Palestina," katanya kepada Arab News.

"Israel sedang mencoba untuk memisahkan 350.000 orang Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur dari orang-orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan di dalam Israel."

"Namun peristiwa baru-baru ini telah membuktikan bahwa Palestina bersatu."

"Ini adalah masalah Masjid Al-Aqsa."

Baca juga: MUI Kecam Serangan Israel kepada Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa: Itu Kejahatan Kemanusiaan

Baca juga: Berita Foto : Bentrok Warga Palestina dan Polisi Israel di Masjid Al-Aqsa

Pasukan keamanan Israel berpatroli di depan masjid Dome of the Rock selama bentrokan dengan warga Palestina di kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem, pada 15 April 2022.  (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) (AFP/AHMAD GHARABLI)

Ia menyebut serangan pada hari Jumat sebagai "balon uji" Israel untuk mengukur bagaimana reaksi Palestina.

"Tetapi apa yang terjadi di Al-Aqsa menegaskan bahwa Palestina siap melindungi masjid dengan nyawa mereka."

"Mereka tidak akan mengizinkan praktik ritual Yahudi di dalam situs tersuci ketiga Islam itu."

Organisasi Kerjasama Islam (OIC) mengutuk serangan Israel di masjid suci itu serta dan serangan terhadap jamaah di dalam Masjid Al-Qibli dan di alun-alun Al-Aqsa.

"Eskalasi berbahaya ini merupakan penghinaan terhadap perasaan seluruh umat Islam dan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi dan instrumen internasional," kata OIC.

Mereka menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas akibat dari kejahatan dan pelanggaran harian seperti itu terhadap rakyat Palestina, wilayah dan tempat-tempat suci mereka.

OIC JUGA meminta masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak melawan pelanggaran terus-menerus ini.

Terlepas dari perbedaan politik di antara kelompok-kelompok Palestina — apakah mereka sekuler, Islamis, atau Marxis — satu-satunya hal yang menyatukan mereka adalah Masjid Al-Aqsa, yang mereka anggap garis merah, tidak boleh disentuh.

Pasukan keamanan Israel bentrok dengan seorang pria Palestina ketika ia mencoba memasuki kompleks masjid al-Aqsa untuk menghadiri salat Jumat, pada 15 April 2022.  (Photo by HAZEM BADER / AFP) (AFP/HAZEM BADER)

Ibrahim Al-Anbawi, seorang penduduk Yerusalem Timur, menggambarkan situasinya semakin buruk.

Ia mengatakan ada kemarahan yang kuat di antara orang-orang Yerusalem karena apa yang terjadi pada hari Jumat, yang menyebabkan timbulnya rasa malu bagi Yordania dan Otoritas Palestina.

Keduanya dituduh gagal melindungi tempat-tempat suci Islam, dan mereka didesak untuk mengambil sikap tegas terhadap ancaman Israel.

Sementara itu, serangan besar-besaran akan menandai Paskah Yahudi selama seminggu ke Al-Aqsa, kata sumber-sumber Palestina.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan:

"Pertempuran belum berakhir dan perlawanan tidak akan berhenti."

"Tidak ada kesepakatan gencatan senjata dengan pendudukan kriminal Israel, dan mereka harus menghentikan pelanggarannya."

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Universitas Al-Quds di Abu Dis, tenggara Yerusalem, dilempari gas air mata oleh pasukan Israel di dalam dan sekitar kampus mereka pada Sabtu (16/4/2022).

Para mahasiswa berkumpul untuk mengutuk kekejaman Israel di Yerusalem dan Jenin.

Roni Shakid, seorang peneliti senior di Institut Truman untuk Studi Perdamaian di Universitas Ibrani Yerusalem, mengatakan kepada Arab News:

"Ketika impian Palestina untuk memiliki negara Palestina merdeka memudar, satu-satunya hal yang dapat mereka perjuangkan adalah melindungi simbol nasional, dan di sini Masjid Al-Aqsha menonjol sebagai yang paling penting dari simbol-simbol suci yang mereka yakini harus mereka lindungi dan lestarikan."

Imad Mona, seorang pemilik toko buku di Yerusalem Timur, mengatakan kepada Arab News bahwa para pedagang di Kota Tua dan Yerusalem Timur mengharapkan lebih banyak penjualan di bulan Ramadhan.

Sebeb, jumlah pengunjung Al-Aqsa dari Palestina yang tinggal di Israel, Tepi Barat, dan bahkan dari Yerusalem Timur, meningkat.

Tetapi ketegangan dan pembatasan izin Israel pada penduduk Tepi Barat selama hari libur Yahudi telah membatasi jumlah jemaah yang mengunjungi masjid.

Potensi Serangan Lain setelah Serangan Al-Aqsa

Setiap penurunan keamanan di Masjid Al-Aqsa akan dengan cepat membayangi situasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Mei lalu, Hamas menargetkan Yerusalem dan Tel Aviv dengan rudal buntut serangan otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Pada akhir tahun 2000, orang-orang Palestina berperang dalam Intifada kedua Al-Aqsa, yang berlangsung hampir empat tahun, di mana sekitar 4.464 orang Palestina terbunuh, 47.440 terluka, dan 9.800 ditangkap.

Kekerasan dimulai dengan kunjungan provokatif ke Al-Aqsa oleh mantan Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini