Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6 persen untuk 2022-2023.
Lembaga tersebut memprediksi 'kontraksi tajam' dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Ukraina, sebagian besar karena efek invasi Rusia.
Hal ini menurut data IMF berdasar presentasi laporan World Economic Outlook (WEO) yang dirilis pada Selasa lalu.
Dikutip dari laman Ukrinform, Kamis (21/4/2022), jika dibandingkan dengan laporan Januari IMF, maka lembaga tersebut telah menurunkan prospeknya untuk 2022 dan 2023 menjadi 3,6 persen.
Menurut Kepala Ekonom IMF dan Direktur Penelitian IMF Pierre-Olivier Garinchas, ini mencerminkan dampak langsung dari perang di Ukraina, serta sanksi terhadap Rusia.
Baca juga: Dikepung di Pabrik Baja di Mariupol, Komandan Ukraina Beri Pesan Video: Ini Bisa Jadi yang Terakhir
Angka-angka ini lebih rendah masing-masing sebesar 0,8 dan 0,2 poin persentase pada tahun-tahun sekarang dan tahun-tahun mendatang, dibandingkan dengan perkiraan Januari yang sebesar 4,4 persen pada 2022 dan 3,8 persen pada 2023.
Selain itu, angka-angka tersebut juga berkurang pada awal tahun ini karena munculnya varian baru virus corona (Covid-19) Omicron.
Pada saat yang sama, IMF memberikan perhatian khusus pada ancaman inflasi yang 'jelas dan nyata', yang akan berdampak pada banyak negara.
Selain itu, baik Ukraina maupun Rusia diperkirakan akan mengalami kontraksi tajam dalam perekonomian mereka pada 2022.
Khususnya, untuk ekonomi Ukraina, karena kontraksinya bisa mencapai 35 persen.
Kendati demikian, perkiraan indikator lain untuk 2022-2023, seperti indeks harga konsumen, neraca transaksi berjalan, dan tingkat pengangguran, sama sekali tidak disebutkan dalam prospek.
Perlu diketahui, perkiraan untuk Ukraina itu didasarkan pada tren yang diamati di negara-negara di mana konflik telah terjadi di masa lalu, beberapa di antaranya seperti Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Menurut IMF, keruntuhan besar di Ukraina merupakan dampak langsung dari invasi, penyerangan terhadap infrastruktur, dan arus keluar penduduk.
Pada saat yang sama, di Rusia, PDB riil diprediksi turun sebesar 8,5 persen pada 2022 dan 2,3 persen pada 2023.
"Penurunan tajam dalam ekonomi Rusia adalah hasil dari dampak pemberlakuan sanksi, bersamaan dengan hubungan perdagangan yang terputus, serta penurunan yang signifikan dalam intermediasi keuangan domestik dan hilangnya kepercayaan di pihak investor," kata IMF.