News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Uji Coba Rudal yang Diklaim Terkuat di Dunia, Dijuluki Setan 2 oleh NATO, Seberapa Bahayakah?

Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan generasi berikutnya yang mampu membawa muatan nuklir akan membuat musuh Kremlin berpikir dua kali.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia baru saja melakukan uji coba rudal balistik antarbenua terbaru, yang diklaim sebagai rudal paling kuat di dunia pada Rabu (20/4/2022) waktu setempat.

Bahkan, rudal yang dinamai Sarmat itu dijuluki rudal 'Setan 2' oleh NATO.

Dua bulan setelah invasi di Ukraina dan gagal merebut Ibu Kota Kyiv, Rusia menunjukkan kemampuan terbarunya.

Negara yang dipimpin Vladimir Putin itu menguji kekuatan Sarmat, rudal balistik antarbenua (ICMB) berkemampuan nuklir terbarunya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim rudal RS-28 Sarmat itu sebagai 'rudal paling kuat' di dunia.

Menurut Putin, rudal Sarmat dapat mencapai target apapun di Bumi dan memiliki kemampuan yang dapat digunakan dengan lebih dari 10 hulu ledak.

Baca juga: Rusia Lakukan Uji Coba Rudal, Pentagon Tidak Khawatir, Pakar Sebut Moskow Ingin Pamer

Lantas, benarkah klaim Rusia dan seberapa berbahayanya rudal Sarmat?

Dikutip dari First Post, Sarmat atau ICBM berat adalah tambahan terbaru dari persenjataan nuklir Rusia.

Menurut Layanan Penelitian Kongres Amerika Serikat, Sarmat memiliki berat lebih dari 200 ton dan dapat digunakan dengan 10 atau lebih hulu ledak pada setiap rudal.

Rudal ini telah dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan fase dorongan awal yang singkat.

Rudal ini juga memberikan sistem pengawasan musuh untuk dilacak, menurut sebuah laporan di NDTV.

Rudal jarak jauh tersebut telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an dan dijadwalkan akan dikerahkan pada akhir 2022.

Hingga akhirnya, rudal tersebut diluncurkan melalui uji coba di tengah ketegangan perang Ukraina.

Klaim Putin Dapat Mencapai Target Apa pun di Bumi

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa rudal itu dapat mengenai target apa pun di Bumi.

Menurut laporan Reuters, Putin diberitahu oleh militer bahwa rudal Sarmat yang telah lama ditunggu-tunggu untuk diuji coba pertama kalinya dari Plesetsk di barat laut Rusia dapat mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka, sejauh hampir 6.000 km.

"Kompleks baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Itu tidak memiliki analog di dunia dan tidak akan lama lagi," kata Putin.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat mereka yang, dalam panasnya retorika agresif, mencoba mengancam negara kita, berpikir dua kali," tambahnya.

Seberapa Nyata Ancamannya?

Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO telah menjuluki Sarmat sebagai "Setan 2".

Putin berbicara tentang rudal itu dalam pidatonya pada tahun 2018.

Kala itu, ia membanggakan senjata barunya yang akan membuat pertahanan NATO menjadi tidak berguna sama sekali.

Para pejabat AS kala itu tak mengkhawatirkan ancaman Putin.

Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan rudal yang mampu membawa muatan nuklir itu akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." (Handout / Russian Defence Ministry / AFP)

Sementara, pada Rabu kemarin, Pentagon mengatakan, uji coba rudal berkemampuan nuklir baru Rusia tidak dipandang sebagai ancaman bagi AS dan sekutunya.

"Pengujian itu rutin dan itu tidak mengejutkan," kata Juru Bicara Departemen Pertahanan AS John Kirby kepada wartawan.

"Tentu saja, departemen tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina," tambahnya.

Pengamat Nilai Hanya Simbolisme

Jack Watling dari think-tank RUSI di London mengatakan, ada unsur sikap dan simbolisme yang terlihat dari uji coba rudal itu.

Terlebih, menurutnya, kurang dari tiga minggu sebelum parade Hari Kemenangan tahunan untuk Rusia memamerkan senjata terbarunya.

"Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan," kata Watling kepada Reuters.

Baca juga: Imbas Invasi Rusia, Perusahaan Senjata AS Raup Cuan, Permintaan Rudal Terus Meningkat

Sementara, Douglas Barrie, seorang rekan senior untuk kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan, peluncuran itu merupakan tonggak penting setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pendanaan dan tantangan desain.

Menurutnya, kemampuan Sarmat untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak dan umpan, dan opsi Rusia untuk menembakkannya di atas salah satu kutub Bumi, menimbulkan tantangan bagi sistem radar dan pelacakan berbasis darat dan satelit.

Sarmat adalah tambahan lain untuk proyektil yang mencakup rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.

Dengan 5.977 hulu ledak di mana 1.185 di antaranya adalah ICBM, Rusia adalah negara dengan senjata nuklir terbanyak.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini