TRIBUNNEWS.COM - Pengeboman terjadi di Kota Imam Saheb, Provinsi Kunduz, Afghanistan pada Jumat (22/4/2022).
Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan pengeboman tersebut menewaskan 33 orang, termasuk siswa sekolah agama.
Sedikitnya 43 orang, yang sebagian besar pelajar, mengalami luka.
Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas aksi terorisme itu, tetapi afiliasi Negara Islam (IS) Afghanistan pada hari Jumat mengklaim serangkaian pemboman yang terjadi sehari sebelumnya.
IS melakukan serangan terhadap masjid Syiah di utara Mazar-e-Sharif yang menewaskan sedikitnya 12 jemaah Muslim Syiah.
Baca juga: Dua Ledakan Bom Guncang Afghanistan, 15 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka
Sebelumnya juru bicara kepolisian Provinsi Kunduz menyebutkan jumlah korban tewas di Masjid Malawi Bashir Ahmad dan kompleks madrasah di Imam Saheb sebanyak dua orang tewas dan enam luka-luka.
Mujahid kemudian mentweet jumlah korban yang lebih tinggi, dan mengatakan pihaknya mengutuk kejahatan itu serta menyampaikan belasungkawa kepada para korban.
Dikutip dari AP News, pengeboman pada hari Jumat adalah yang terbaru dari serangkaian serangan mematikan di Afghanistan.
Mujahid menyebut pelaku serangan Kunduz sebagai "penghasut dan elemen jahat".
Perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan Ramiz Alakbarov mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pembunuhan harus dihentikan sekarang dan pelaku dibawa ke pengadilan.
Baca juga: 3 Ledakan Guncang Sekolah di Afghanistan: 6 Orang Tewas, 11 Lainnya Terluka
Sejak berkuasa Agustus lalu, Taliban telah memerangi afiliasi baru Negara Islam yang dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khorasan atau IS-K.
IS-K menjadi tantangan keamanan yang sulit bagi pemerintah Afghanistan yang pemerintahannya didasarkan pada agama.
Oktober lalu IS-K mengklaim pengeboman brutal juga di Provinsi Kunduz utara di sebuah masjid Syiah yang menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Pada bulan November unit intelijen Taliban melakukan serangan besar-besaran terhadap tempat persembunyian IS-K yang dicurigai di Nangarhar timur, tempat di mana afiliasi mematikan itu bermarkas.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, IS-K mengatakan alat peledak yang menghancurkan masjid Sai Doken Mazar-e-Sharif disembunyikan di dalam tas yang ditinggalkan di antara sejumlah jemaah.
Saat para jemaah bersujud, bom itu meledak.
"Ketika masjid dipenuhi jemaah salat, bahan peledak diledakkan dari jarak jauh," kata pernyataan IS.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)