Pada pemilu sebelumnya, tahun 2017, Le Pen dikalahkan 66 persen banding 34 persen oleh Macron.
Ayahnya, Jean-Marie Le Pen, juga hanya mendapatkan 20 persen melawan Chirac pada pemilu 2002.
Marine Le Pen mengatakan, "Hasil malam ini sendiri merupakan kemenangan yang luar biasa [bagi kami]."
"Emmanuel Macron tidak akan melakukan apa pun untuk memperbaiki retakan yang memecah negara kita dan membuat rekan-rekan kita menderita."
Dia menambahkan bahwa dia akan melanjutkan perjuangannya untuk Prancis.
Ini adalah ketiga kalinya Le Pen berusaha memenangkan kursi kepresidenan.
Banyak yang berspekulasi bahwa pemilihan tahun ini bisa menjadi yang terakhir baginya.
Macron, seorang sentris yang memperjuangkan negara selama pandemi virus corona, adalah pemain kunci dalam upaya internasional untuk menantang invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang pemilih, wanita 56 tahun bernama Isabelle Mayneris, mengungkapkan alasannya memilih Macron sebagai presiden.
Agen dan konsultan real estate itu mengatakan Macron telah melakukan pekerjaan yang relatif baik untuk Prancis.
"Saya suka apa yang dia lakukan untuk anak muda," katanya, setelah memberikan suaranya di pusat kota Paris.
"Tidak ada lagi yang berbicara tentang pengangguran karena dia telah menciptakan begitu banyak pekerjaan."
"Semua orang bilang dia sombong. Tapi saya bilang dia cerdas."
Berbicara segera setelah proyeksi diumumkan pada Minggu malam, Le Pen berterima kasih kepada "jutaan warga kita" yang katanya telah memilih untuk perubahan.