News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Puluhan Warga Bucha Terbunuh oleh Panah Logam Senjata Era Perang Dunia I, Diduga dari Artileri Rusia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tubuh seorang pria, dengan pergelangan tangan terikat di belakang punggungnya, terletak di sebuah jalan di Bucha, barat laut ibukota Kyiv pada 2 April 2022. - Mayat setidaknya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan pada 2 April 2022, setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. Pasukan Rusia menarik diri dari beberapa kota dekat Kyiv dalam beberapa hari terakhir setelah upaya Moskow untuk mengepung ibukota gagal, dengan Ukraina menyatakan bahwa Bucha telah dibebaskan. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan warga sipil yang tewas selama pendudukan Rusia di Kota Bucha, Ukraina, terbunuh oleh panah logam kecil dari jenis peluru yang ditembakkan artileri Rusia.

Ahli patologi dan koroner yang melakukan pemeriksaan postmortem pada mayat di kuburan massal di Bucha, mengaku menemukan panah logam kecil (fléchettes) yang tertanam di kepala dan dada.

"Kami menemukan beberapa benda yang sangat tipis, seperti paku di tubuh pria dan wanita dan begitu juga rekan-rekan saya yang lain di wilayah itu," terang Vladyslav Pirovskyi, seorang dokter forensik Ukraina kepada Guardian

"Sangat sulit untuk menemukan mereka (panah) itu di dalam tubuh, mereka terlalu kurus. Mayoritas jasad ini berasal dari wilayah Bucha-Irpin," tambahnya.

Baca juga: Putin Beri Penghargaan kepada Brigade Militer Rusia yang Dituduh Bantai Warga Bucha Ukraina

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-61, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Forensik memeriksa kartu identitas yang diletakkan di tubuh saat kantong mayat dikumpulkan di pemakaman Bucha, utara Kyiv, pada 6 April 2022 untuk identifikasi, setelah ratusan warga sipil ditemukan tewas di daerah asal Rusia pasukan telah ditarik di sekitar ibukota Ukraina, termasuk kota Bucha. - Terletak 30 kilometer (19 mil) barat laut dari pusat kota Kyiv, kota Bucha diduduki oleh pasukan Rusia pada 27 Februari pada hari-hari awal perang dan tetap di bawah kendali mereka selama sebulan. Setelah pengeboman berhenti, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali kota tersebut. Sejumlah besar mayat pria dengan pakaian sipil telah ditemukan di jalan-jalan. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Pakar senjata independen yang meninjau gambar panah logam tersebut mengonfirmasi bahwa itu adalah fléchettes.

Ini merupakan senjata anti-personil yang kerap digunakan selama era Perang Dunia I.

Anak panah logam kecil ini terkandung dalam tangki atau cangkang senjata lapangan.

Setiap cangkang dapat berisi hingga 8.000 fléchette.

Setelah ditembakkan, peluru akan meledak di atas tanah.

Sistem pengiriman dan metode peluncuran fléchette bervariasi, dari satu tembakan, hingga ribuan dalam satu putaran ledakan.

Fléchette yang umumnya sepanjang antara 3cm-4cm, terlepas dari cangkang dan menyebar dalam lengkungan berbentuk kerucut dengan lebar sekitar 300m dan panjang 100m.

Ketika berbenturan dengan tubuh, anak panah dapat membengkok menjadi kail, sedangkan bagian belakang anak panah, yang terbuat dari empat sirip, sering terlepas sehingga menyebabkan luka kedua.

Menurut sejumlah saksi di Bucha, peluru fléchette ditembakkan oleh artileri Rusia beberapa hari sebelum pasukan mundur dari daerah itu pada akhir Maret.

Svitlana Chmut, seorang penduduk Bucha, mengatakan bahwa ia menemukan beberapa fléchette yang tertancap di mobilnya.

"Jika Anda melihat lebih dekat di tanah di sekitar rumah saya, Anda akan menemukan lebih banyak lagi," kata Chmut, 54, dikutip dari Washington Post

Chmut menemukan proyektil di mobilnya pada pagi hari tanggal 25 atau 26 Maret, setelah malam penyerangan yang intens di kedua sisi.

Presiden Volodymyr Zelensky (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv , di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Fléchette tidak akan menimbulkan bahaya bagi orang-orang di dalam gedung.

Meskipun kelompok hak asasi manusia telah lama meminta pelarangan peluru fléchette, amunisi tersebut tidak dilarang menurut hukum internasional.

Namun, penggunaan senjata mematikan yang tidak tepat di wilayah sipil berpenduduk padat merupakan pelanggaran hukum humaniter.

Neil Gibson, ahli senjata dari Fenix ​​​Insight di Inggris mengatakan panah itu mungkin berasal dari peluru artileri 122 mm 3Sh1 yang merupakan salah satu dari beberapa amunisi Rusia yang membawa proyektil.

Gibson sendiri telah meninjau foto-foto peluru artileri yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia.

Mayor Volodymyr Fito, juru bicara komando pasukan darat Ukraina, mengatakan militer Ukraina tidak menggunakan peluru dengan fléchette.

"Proyektil lain yang tidak biasa dan jarang terlihat," kata Gibson di Twitter.

"Kali ini adalah proyektil anti-personil (APERS) seri Rusia yang setara dengan 'Beehive', ini beroperasi seperti proyektil pecahan peluru, tetapi diisi dengan fléchette dan pengikat lilin."

Fléchettes digunakan sebagai senjata balistik sejak Perang Dunia I.

Peluru ini dijatuhkan dari pesawat untuk menyerang infanteri, karena anak panah logamnya yang mampu menembus helm.

Fléchettes tidak banyak digunakan selama Perang Dunia II, tetapi muncul kembali dalam perang Vietnam ketika AS menggunakan versi muatan fléchette, dikemas ke dalam gelas plastik.

"Fléchettes adalah senjata anti-personil yang dirancang untuk menembus vegetasi lebat dan untuk menyerang sejumlah besar tentara musuh," menurut Amnesty International.

Seorang wanita melihat peti mati suaminya yang terbunuh, di sebuah pemakaman di Bucha, pada 18 April 2022, selama invasi Rusia ke Ukraina. (Yasuyoshi CHIBA / AFP)

Baca juga: Rusia Disebut Kerahkan Peluncur Rudal Iskander-M di Perbatasan Ukraina

Baca juga: Rusia Disebut Hanya Miliki 30% Rudal Tersisa, Ukraina akan Dapat Pasokan Senjata dari 19 Negara

Amunisi ini telah dilarang digunakan di wilayah sipil.

Pasukan Rusia merebut Bucha, kota yang berada 30km di barat laut Ibu kota Kyiv, setelah pertempuran sengit beberapa hari sejak invasi dimulai pada Februari.

Pasukan Putin ini diperintahkan mundur dari wilayah tersebut pada akhir Maret.

Tidak lama setelah itu, kuburan massal berisi ratusan mayat warga sipil ditemukan.

Rusia dituding melakukan pembantaian di Bucha, meskipun pihaknya terus membantah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini