Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Shell mengungkapkan akan memperketat pembatasan pada pembelian minyak Rusia.
Perusahaan minyak dan gas ini juga mengatakan tidak lagi menerima produk olahan dengan kandungan minyak Rusia, termasuk bahan bakar campuran.
Pada bulan lalu, Shell mengatakan akan menghentikan pembelian minyak mentah Rusia dan keterlibatannya dalam semua hidrokarbon Rusia mulai dari minyak hingga gas alam.
Baca juga: Putus Mitra dengan Rusia, Shell Merugi Hingga Triliunan Rupiah
Keputusan ini diambil setelah Shell menghadapi kegemparan karena membeli kargo minyak mentah Rusia, di tengah invasi yang dilakukan Rusia pada Ukraina.
Dikutip dari situs Reuters.com, Shell yang berbasis di London, tetap menerima kurang dari 50 persen produk bahan bakar dari Rusia, berdasarkan klausal dalam kontrak perdagangannya.
Namun pada Rabu (27/4/2022) kemarin, Shell mengatakan tidak akan lagi menerima produk semacam itu dari Rusia.
“Ini adalah syarat dari tawaran ini bahwa barang yang dijual dan dikirimkan oleh Penjual tidak akan berasal dari Federasi Rusia (RF), juga tidak memiliki telah dicampur dengan produk apa pun yang diproduksi di RF, pengangkutan barang yang dijual juga tidak akan dimulai dari atau melibatkan transit melalui RF,” tulis Shell dalam platform perdagangan Platts.
Shell menambahkan, pihaknya akan mengambil langkah lebih lanjut untuk memperketat persyaratan perdagangan.
Baca juga: UE Peringatkan Perusahaan Eropa untuk Tidak Membeli Gas Rusia Gunakan Rubel
“Kami bekerja untuk menghapus minyak dan gas Rusia dari rantai pasokan kami sambil melindungi pasokan energi dan bahan bakar yang diandalkan jutaan orang setiap hari. Kami membuat kemajuan yang baik dan telah mengambil langkah lebih lanjut untuk memperketat persyaratan perdagangan kami untuk membantu mencapai ini,” ujar perusahaan ini.
Negara-negara Eropa bergantung pada minyak mentah dan produk olahan Rusia, khususnya solar dan bahan bakar jet.
Menurut data dari kantor statistik blok Eurostat menunjukan, Rusia menjadi pemasok minyak terbesar Eropa, yang menyediakan lebih dari seperempat impor minyak UE pada tahun 2020.
Sementara itu, perusahaan energi Eropa lainnya termasuk TotalEnergies, Repsol dan BP memutuskan untuk tidak lagi membeli produk olahan dari Rusia.