News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Uni Eropa akan Hentikan Impor Minyak dari Rusia, Buntut Perang di Ukraina

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara selama pernyataan pers tentang serangan Rusia di Ukraina, di Brussels pada 24 Februari 2022. - Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi Rusia dengan menghentikan impor minyak.

TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Uni Eropa akan berhenti mengimpor minyak dan produk olahan Rusia.

Hal itu disampaikan kepala eksekutif blok itu Komisi Eropa pada Rabu (4/5/2022) dalam mengusulkan sanksi putaran keenam terhadap Moskow karena mengobarkan perang terhadap Ukraina.

"Kami akan menghentikan pasokan minyak mentah Rusia dalam enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun ini," kata Ursula von der Leyen kepada Parlemen Eropa, seperti dikutip dari CNA, Rabu (4/5/2022).

"Ini akan menjadi larangan impor lengkap untuk semua minyak Rusia, lintas laut dan pipa, minyak mentah dan sulingan."

"Itu tidak akan mudah. ​​Beberapa negara anggota sangat bergantung pada minyak Rusia. Tapi kami tetap harus mengusahakannya," kata von der Leyen tentang proposal tersebut.

Baca juga: Rusia Temukan Ruang Penyiksaan oleh Ukraina di Dekat Kota Kherson

Baca juga: Israel Mengutuk Pernyataan Nazisme Menteri Luar Negeri Rusia

Proposal tersebut memerlukan persetujuan dari 27 negara Uni Eropa agar bisa berlaku.

Proposal harus disetujui dengan suara bulat untuk berlaku dan kemungkinan akan menjadi bahan perdebatan sengit.

Selain itu, von der Leyen juga mengusulkan agar Sberbank, bank terbesar Rusia, dan dua bank besar lainnya diputuskan dari sistem pembayaran perbankan internasional SWIFT.

Rencana Ukraina Serang Rusia

Ketua parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin mengatakan, NATO telah mempersenjatai Ukraina untuk menyerang Rusia pada Januari 2022, lalu.

Sementara keputusan Vladimir Putin memulai "operasi militer khusus" adalah untuk mencegah terjadinya tragedi besar.

“NATO mempersiapkan Ukraina untuk menyerang negara kami (Rusia). Semua keputusan mengenai pengiriman senjata ke Ukraina dibuat oleh Parlemen AS pada Januari. Bahkan sebelum dimulainya operasi militer khusus,” tulis Vyacheslav Volodin di saluran Telegramnya.

Dia juga mengatakan bahwa warga negara Ukraina tidak lebih dari "barang habis pakai" untuk Washington.

Serangan Rusia di Luhansk

Penembakan oleh pasukan Rusia telah menewaskan dua orang dan melukai dua lainnya di Luhansk.

"(Korban tewas) seorang wanita dari Lysychansk dan seorang pria dari Popasna", kata gubernur wilayah tersebut, dilansir Al Jazeera.

“Dua wanita dari Lysychansk terluka,” tulis Serhiy Haidai di Telegram.

Baca juga: Tentara Belarusia Gelar Latihan Perang Besar-besaran, Bakal Terlibat Perang Rusia-Ukraina?

Baca juga: Arti Tanggal 9 Mei bagi Rusia hingga Diyakini Jadi Hari Putin Bakal Deklarasikan Perang ke Ukraina

Dia menambahkan bahwa 45 rumah dan benda-benda lainnya rusak.

Dia juga mengatakan bahwa gedung Pusat Medis Luhansk untuk Penyakit Menular Berbahaya di Lysychansk, serta salah satu sekolah kota, dilalap api.

Rusia Berniat Rebut Kramatorsk dan Severodonetsk

Rusia sangat mungkin berniat untuk melanjutkan di luar kota Izyum untuk merebut kota Kramatorsk dan Severodonetsk.

Demikian dikatakan oleh kementerian pertahanan Inggris.

Dalam briefing intelijen terbaru, kementerian mengatakan Rusia telah mengerahkan 22 kelompok taktis batalyon di dekat Izyum dalam upayanya untuk maju di sepanjang poros utara Donbas.

Mencaplok Kramatorsk dan Severodonetsk “akan mengkonsolidasikan kontrol militer Rusia di timur laut Donbas dan memberikan titik awal bagi upayanya untuk memotong pasukan Ukraina di wilayah tersebut”, tambah kementerian itu.

(Tribunnews.com/Yurika)

Rusia Vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini