Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Meningkatnya jumlah korban perang di Ukraina membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk mengirimkan 20 unit ambulans melalui Kementerian Kesehatan Ukraina, Senin (9/5/2022).
Bantuan ambulans tersebut diberikan WHO dengan tujuan agar warga Ukraina yang berada di daerah rawan bom dan rudal dapat langsung dievakuasi jika mereka terkena serangan.
Nantinya 20 ambulans ini akan disebar di seluruh kota-kota Ukraina, khususnya pada daerah yang sulit dijangkau.
Baca juga: Geser Ukraina, China Kini Jadi Pemasok Aluminium untuk Sejumlah Negara Eropa
“Kami tidak hanya membawa persediaan tetapi juga dukungan berdasarkan kebutuhan Anda. Hari ini kami mengirimkan 20 ambulans, bersama dengan generator dan lemari es darah, ke rumah sakit di mana pun mereka membutuhkannya,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Melansir dari News Delivers, bantuan diberikan WHO pada saat perwakilan organisasi kesehatan ini melakukan kunjungan selama tiga hari di Lviv, Ukraina barat.
Keprihatinan Tedros pada warga Ukraina yang terkena serangan militer Rusia membuat pihaknya tersentuh, terlebih Ukraina yang menjadi zona perang ini merupakan tanah kelahiran dari Tedros.
“Dan saya merasa sangat, sangat sedih ketika Rusia menginvasi Ukraina. Karena, saya tahu dampak dan kehancurannya,” jelas Tedros.
Baca juga: UE Gagas Poros Keamanan Baru Bersama Inggris dan Ukraina
WHO mencatat hingga sejauh ini serangan yang diterima Ukraina dalam invasi Rusia telah mencapai 200 serangan, dimana serangan tersebut tak hanya menghantam pos senjata Ukraina namun juga turut menargetkan beberapa fasilitas umum seperti posko kesehatan, hotel, Stasiun bawah tanah hingga sekolah di Ukraina.
Meski total dari korban korban tewas belum diketau secara pasti, namun menurut perkiraan Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa OHCHR, jumlah warga sipil di Ukraina yang menjadi korban jiwa sudah lebih dari 3.000 orang sejak Rusia meluncurkan invasi ke negara itu pada 24 Februari lalu.