Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DUBLIN - Eksekutif Layanan Kesehatan (HSE) Inggris mengkonfirmasi bahwa seorang anak yang sedang dirawat karena menunjukkan gejala hepatitis akut, telah meninggal dunia.

Sedangkan pasien kedua yang juga merupakan seorang anak dan tengah dirawat karena menderita penyakit yang sama, telah menerima transplantasi hati.

Kedua kasus tersebut dikaitkan dengan jenis hepatitis yang tidak dapat diketahui penyebabnya yang dilaporkan terjadi pada anak-anak di seluruh dunia.

Dikutip dari laman www.rte.ie, Kamis (12/5/2022), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Eropa mengatakan bahwa jumlah total kasus yang dilaporkan di seluruh dunia mencapai sekitar 450.

Peringatan tentang penyakit ini kali pertama dimunculkan Inggris pada awal April lalu.

Sejak saat itu, penyakit ini telah diidentifikasi pada belasan negara, termasuk Irlandia.

Selama 2 bulan terakhir, Irlandia mendeteksi 6 kemungkinan kasus anak-anak dengan hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya.

6 anak tersebut berusia antara 1 hingga 12 tahun dan semuanya dirawat di rumah sakit.

Selain itu sejumlah kecil kasus lain sedang diteliti untuk melihat apakah mereka terkait dengan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya atau memiliki penyebab lain.

HSE kemudian menjelaskan bahwa penyebab hepatitis akut pada anak-anak ini belum ditemukan dan kemungkinan sedang diselidiki saat ini.

Baca juga: Sakit Sejak 5 April 2022, Bocah 8 Tahun di Jakarta Barat Meninggal Terkonfirmasi Hepatitis Akut

Satu area yang sedang dieksplorasi adalah apakah kasus hepatitis terkait dengan peningkatan infeksi yang disebabkan oleh adenovirus, penyebab umum penyakit anak.

Begitu pula kemungkinan penyebab seperti infeksi lainnya, termasuk virus corona (Covid-19) pun sedang diselidiki.

Di Irlandia, sama seperti di negara lainnya, penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah infeksi Covid-19 saat ini atau sebelumnya dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit hepatitis akut pada beberapa anak.

Namun tidak ada satupun dari kasus Irlandia yang diuji memiliki bukti adanya infeksi Covid-19 pada saat itu.

Irlandia saat ini berhubungan erat dengan rekan-rekan ECDC, Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam upaya mengidentifikasi penyebab penyakit ini.

Menariknya, sebagian besar kasus belum menerima vaksinasi Covid-19.

Sumber