Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Maskapai penerbangan domestik di Indonesia sampai saat ini masih menyediakan makanan dan minuman untuk para penumpangnya.
Namun tidak demikian halnya di Jepang.
Maskapai penerbangan domestik ekonomi Jepang hanya menyediakan makanan dan minuman untuk penumpang di kelas bisnis dan first class.
Sejarah makanan dalam penerbangan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, ketika Handley Page Transport (sekarang British Airways) memberi penumpang sandwich dan buah-buahan dengan biaya tertentu pada penerbangan London-Paris pada tahun 1919.
Sebuah ruang di mana pramugari menyiapkan makanan dalam penerbangan.
Pesawat pertama yang dilengkapi dengan dapur, Douglas DC-3, memulai debutnya pada paruh kedua tahun 1930-an.
Makanan dalam penerbangan pertama di Jepang memiliki sejarah yang lebih panjang dari "Douglas DC-3".
Pada tahun 1931 (Showa 6), seorang pramugari bernama "Air Girl" menaiki pesawat amfibi Tokyo Air Transport Co., Ltd., yang beroperasi antara Tokyo dan Shizuoka, dan menyediakan makanan ringan dan teh untuk penumpang.
"Sementara Douglas DC-3 mampu membawa lebih dari 20 orang pada saat yang sama, kapasitas penumpang pesawat amfibi ini hanya empat, yang sangat berbeda dari citra pesawat penumpang yang umumnya dibayangkan saat ini," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (15/5/2022).
Baca juga: Politisi Jepang Bahas RUU Perlindungan bagi Bintang Film Dewasa, Pidana 3 Tahun Jika Langgar Kontrak
Layanan makanan dalam penerbangan gratis pertama setelah perang disediakan oleh JAL (Japan Airlines), yang didirikan pada Agustus 1951, pada penerbangan Haneda - Itami - Itatsuki, yang dioperasikan sebagai penerbangan komersial domestik reguler pertama setelah perang dari Oktober tahun yang sama.
Tidak hanya JAL, tetapi juga Air Nippon Airways atau ANA (didirikan pada tahun 1958) dan Toa Domestic Airlines (didirikan pada tahun 1971, Japan Air System sejak tahun 1988), yang lahir oleh reorganisasi industri selama periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi, juga memiliki roti dan bola nasi di dalam pesawat.
Jarak di pagi dan sore hari biasanya makanan ringan seperti manisan juga disediakan.
Periode pertumbuhan ekonomi berakhir dengan krisis minyak, ekonomi gelembung dimulai, dan situasi ekonomi berfluktuasi, seperti berakhir selama sekitar empat tahun, tetapi era makanan dalam penerbangan pada penerbangan domestik di Jepang terus berlanjut.