News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mosi Tidak Percaya Terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Gagal di Parlemen

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya.

TRIBUNNEWS.COM - Langkah partai oposisi di Sri Lanka untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Presiden Gotabaya Rajapaksa di Parlemen diblokir partai yang berkuasa.

Seorang legislator dari oposisi Aliansi Nasional Tamil, MA Sumanthiran pada Selasa (17/5/2022) mengusulkan agar parlemen mengabaikan prosedur dan segera mengambil mosi menentang Rajapaksa.

Dilansir Al Jazeera, tapi, partai yang berkuasa mengalahkan mosi tersebut dengan suara 119-68.

"Mosi tersebut dapat diambil untuk diperdebatkan nanti sebagai proposal normal," kata Menteri Dinesh Gunawardena.

Baca juga: BBM di Sri Lanka Habis Total, Ratusan Becak Motor Terancam Tak Dapat Beroperasi

Baca juga: Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Bakal Jual Saham Maskapai Nasional

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (AFP)

Langkah oposisi didorong oleh meningkatnya perbedaan pendapat terhadap Presiden karena krisis ekonomi saat ini.

Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka disebut yang terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Akibatnya, masyarakat kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Baca juga: Sri Lanka Kehabisan Stok Bensin, PM Ranil Wickremesinghe: Hanya Cukup untuk 1 Hari

Baca juga: Sri Lanka Stop Bayarkan Utang Luar Negeri Demi Beli Makanan dan Pasokan Energi

Mosi parlemen tuduh Rajapaksa bertanggung jawab atas krisis

Mosi parlemen menuduh Rajapaksa bertanggung jawab atas krisis ekonomi dengan memperkenalkan pemotongan pajak sebelum waktunya dan melarang penggunaan pupuk kimia, yang mengakibatkan gagal panen.

Parlemen juga mengatakan Presiden salah mengelola penanganan pandemi Covid-19, menggunakannya untuk militerisasi, mempromosikan solusi non-ilmiah dan membuat kesepakatan yang tidak menguntungkan tentang vaksin.

“Tujuan agar mosi tersebut disahkan secara mendesak adalah untuk menunjukkan bahwa presiden tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari parlemen,” kata anggota oposisi Mujibar Rahuman.

Tidak jelas kapan mosi tersebut akan diambil lagi.

Setiap pengesahan mosi tidak percaya terhadap presiden tidak akan mengikat tetapi akan merusak popularitas Rajapaksa.

Baca juga: Sosok PM Baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Anggota Oposisi Senior Kolombo

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengunjungi sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di Kolombo pada 12 Mei 2022. Wickremesinghe dilantik sebagai perdana menteri Sri Lanka untuk keenam kalinya pada 12 Mei 2022 meskipun politisi veteran itu tidak pernah menyelesaikan masa jabatan penuh. (Ishara S. KODIKARA / AFP)

Protes terhadap Rajapaksa

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini