TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran memamerkan pesawat angkut Simorq (Phoenix) buatan dalam negeri tersebut, Kamis (19/5/2022).
Peluncuran pesawat buatan Iran itu digelar dalam sebuah upacara yang diikuti Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani di Provinsi Isfahan.
Dikutip dari Fars News Agency (FNA), Jumat (20/5/2022), pesawat angkut ukuran sedang itu diproduksi Badan Industri Penerbangan Iran.
"Mengingat perkembangan di kawasan dan ancaman terhadap Republik Islam, pesawat memainkan peran penting dalam transportasi kargo, personel, dan dukungan untuk angkatan bersenjata di medan perang," kata Ashtiani.
Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, sebagai organisasi pembangun kekuatan, otorisasi, dan pendukung Angkatan Bersenjata memiliki misi besar untuk meningkatkan daya tangkal Republik Islam.
Ashtiani menekankan, pemenuhan kebutuhan angkatan bersenjata di perang darat, laut, udara, dan elektronik adalah prioritas utama kementerian pertahanan.
Baca juga: Iran Pamer Foto Satelit Mereka, Jepret Markas Armada Kelima AS di Bahrain
Baca juga: Produk Drone Iran Tak Terbendung, AS Coba Menghalangi Lewat Sanksi
Baca juga: Presiden Suriah Bashar Assad Temui Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Pesawat angkut Simorq adalah versi yang didesain ulang dan canggih dari generasi yang sama, yang sangat sesuai kebutuhan negara dan Angkatan Bersenjata Iran.
Jenderal Ashtiani mengemukakan dilengkapi bahan asli berteknologi tinggi, Simorq dirancang sesuai kondisi iklim Iran serta standar dan peraturan internasional.
Belum dijelaskan rincian spesifikasi pesawat itu. Iran telah membuat kemajuan besar dalam pembuatan pesawat yang berbeda, termasuk pesawat dan drone.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi mengatakan Iran memiliki keunggulan dalam produksi pesawat tak berawak di kawasan itu.
Kemampuan itu memungkinkan Iran memenuhi kebutuhannya sambil bekerja sama dengan negara-negara kawasan lain dalam memproduksi drone pengintai.
Selama upacara resmi di Dushanbe pada Selasa, Iran meresmikan pabrik pesawat tak berawak multi-peran Ababil 2 yang dikembangkan sendiri di Tajikistan.
Produk itu dibuat Bersama untuk mempromosikan pertahanan bersama dan kerja sama militer. Peresmian dihadiri Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Baqeri.
Ia mengatakan Iran menggunakan kapasitas internalnya, telah mampu membuat pertumbuhan yang signifikan dalam semua dimensi militer dan pertahanan, khususnya produksi drone.
“Hari ini kita dalam posisi dapat mengekspor peralatan militer ke negara-negara sekutu dan sahabat selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri guna meningkatkan keamanan dan perdamaian abadi,” katanya.
Baqeri menyebut pembukaan pabrik Ababil 2 di Tajikistan sebagai titik balik dalam kerja sama militer antara kedua negara.
"Insya Allah, di masa depan kita akan melihat lebih banyak kerja sama dan interaksi daripada semua tingkat pertahanan militer antara Iran dan Tajikistan," katanya.
Drone Iran Terbukti Mumpuni
Seorang legislator senior Iran, Mohammad Hassan Asqari, menggambarkan kemampuan drone negaranya tidak dapat dinegosiasikan.
AS pun tidak dapat menghalangi kemajuan Iran dalam produksi drone. Washington sedang berusaha menegosiasikan soal itu terkait pembicaraan nuklir di Wina.
Dikutip dari Fars News Agency (FNA), Minggu (8/5/2022), AS menggambarkan Teheran sebagai ancaman, dan menjatuhkan sanksi pada industri pesawat tak berawak negara itu.
Asqari menambahkan pesawat tak berawak Iran mungkin telah mengubah Republik Islam Iran menjadi kekuatan regional.
Pesawat tak berawak penghindar radar negara itu mampu melakukan penerbangan jarak jauh dan pengintaian dan terlibat dalam operasi tempur, termasuk membom target musuh.
Asqari mengatakan UAV Republik Islam mampu menghindari system perisai rudal Iron Dome rezim Zionis. Karena itu Israel dan AS sangat khawatir perkembangan ini.
Dia menambahkan Iran siap untuk berbagi pengetahuan drone dengan negara-negara regional.
Asqari mengatakan AS harus tahu industri drone Iran tidak dapat dihentikan. AS serta rezim Israel yang khawatir sementara mereka merupakan sumber ketidakstabilan regional.
Komentarnya muncul sehari setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan RUU yang menuntut diakhirinya produksi drone Iran.
Drone Iran Jangkau 4.000 Kilometer
Awal pekan ini, legislator senior Iran lainnya, Abolfazl Aboutorabi, mengatakan drone yang dibuat oleh para ahli negara itu dapat menggantikan pesawat tempur berawak dalam situasi pertempuran nyata.
Dia juga mengatakan bahwa drone buatan Iran yang digunakan oleh gerakan perlawanan telah membuat rezim Zionis tidak berdaya.
Republik Islam Iran saat ini menjadi satu dari empat kekuatan di dunia dalam pembuatan pesawat tak berawak.
Anggota parlemen itu menambahkan Republik Islam Iran telah memproduksi 59 jenis drone, termasuk UAV yang dapat terbang sejauh 4.000 kilometer.
Penjelasan kemajuan Iran disampaikan Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO) Brigadir Jenderal Kedua Afshin Khajeh Fard Desember tahun lalu.
Ia mengatakan, drone Iran disukai oleh banyak pelanggan di pasar. Kelompok Houthi Yaman dan Hamas Jalur Gaza diduga dua di antara pengguna drone produksi Iran.
“Dalam industri penerbangan, kami tidak berpikir bahwa akan ada begitu banyak pelanggan untuk drone Iran,” kata Jenderal Khajeh Fard.
Dia menambahkan Iran juga telah mampu memproduksi system rem udara, mencatat saat ini banyak industri penerbangan meminta kerjasama produksi Bersama.
Armada Laut Siap Jaga Teluk Persia
Jenderal Khajeh Fard mengatakan ini menunjukkan kecenderungan global terhadap produk-produk industri penerbangan kementerian pertahanan Iran.
Perkembangan lain, Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Laut Laksamana Muda Alireza Tangsiri menyatakan pasukannya dalam kondisi tertinggi mempertahankan perairan dan perbatasan Iran.
Angkatan Laut IRGC telah mencapai tingkat kesiapan tempur sedemikian rupa sehingga jika musuh ingin menimbulkan ancaman di laut terhadap kepentingan negara, mereka akan menerima tanggapan tegas.
“Perjuangan kami melawan arogansi dan penindas global, termasuk AS dan rezim Zionis, didasarkan pada prinsip dan ajaran Al-Qur’an. Kami tidak menindas siapa pun dan kami tidak akan menyerah pada penindasan apa pun,” katanya.
Dia mengatakan pasukan angkatan laut IRGC telah mencapai puncak kesiapan untuk membela kepentingan negara dengan sekuat tenaga.
Juga, akhir bulan lalu, Laksamana Muda Tangsiri mengatakan keamanan kawasan Teluk Persia harus dijaga hanya oleh negara-negara Kawasan tersebut.
Laksamana Muda Tangsiri mengatakan bahwa orang asing telah hadir di Teluk Persia sejak bertahun-tahun yang lalu dan kehadiran mereka membuktikan pentingnya wilayah ini.
AS dan negara-negara trans-regional tidak memiliki tempat di sini; Republik Islam akan dengan kejam menanggapi siapa pun atau negara mana pun yang mencoba menciptakan hambatan untuk melayani “kepentingan kita di Teluk Persia,” kata Tangsiri.
Angkatan Laut IRGC sepenuhnya mengamati Teluk Persia, Selat Hormuz, semua pantai utara dan selatan dan semua gerakan musuh dan orang asing di perairan Teluk Persia.(Tribunnews.com/FNA/xna)