News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Monkeypox Menyebar, Apakah Ada Negara yang Berlakukan Pembatasan Perjalanan?

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Cacar monyet (Monkeypox) merupakan infeksi virus langka yang kini muncul dalam jumlah kecil, namun meningkat di wilayah Eropa.

Meskipun jarang berakibat fatal bagi manusia, penyakit ini telah mendorong beberapa negara untuk menerapkan tindakan pencegahan dan pembatasan demi menekan angka penyebaran.

Lalu apa itu Monkeypox dan bagaimana pola penyebarannya?

Dikutip dari laman Euro News, Selasa (24/5/2022), Monkeypox adalah infeksi virus yang ditemukan kali pertama pada monyet.

Biasanya virus ini tidak menyebar secara mudah diantara masyarakat.

Namun, dapat ditularkan melalui kontak fisik erat dari lesi dan cairan tubuh.

Sama seperti virus corona (Covid-19), virus ini juga dapat ditularkan melalui tetesan pernafasan, satu-satunya kesamaan yang ditemukan diantara penyakit sejauh ini.

Sementara itu, mereka yang paling berisiko terinfeksi biasanya memiliki kontak keluarga yang dekat atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.

Mereka juga mungkin berisiko tertular jika memegang tempat tidur maupun pakaian orang yang terinfeksi tanpa dilengkapi alat pelindung diri.

Baca juga: WHO: Wabah Monkeypox Terutama Menyebar Lewat Hubungan Sejenis

Penasihat terkemuka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr David Heymann menilai bahwa penyebaran penyakit saat ini mungkin disebabkan oleh kontak seksual antara pria gay dan biseksual di acara-acara yang diadakan di Belgia dan Spanyol.

Lalu apakah Monkeypox berbahaya bagi manusia?

Wabah Monkeypox ini memang menimbulkan kekhawatiran, namun orang yang terinfeksi biasanya sembuh dari penyakit ini dalam beberapa minggu tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Angka kematiannya bahkan hanya mencapai kurang dari 4 persen.

Gejala yang ditunjukkan virus ini biasanya ringan, namun awalnya dapat menyebabkan kedinginan, demam, dan nyeri.

Setelah demam, biasanya akan muncul ruam disertai rasa gatal atau nyeri, begitu pula dengan lesi yang dapat terjadi pada wajah maupun alat kelamin.

Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 14 hingga 21 hari.

Meskipun saat ini tidak ada vaksin khusus untuk mengatasi Monkeypox, namun vaksin cacar diklaim dapat memberikan perlindungan hingga 85 persen, karena kedua virus tersebut disebut sangat mirip.

Beberapa obat antivirus pun saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi wabah Monkeypox.

Mereka yang paling rentan terhadap penyakit ini termasuk diantaranya orang-orang yang mengalami imunosupresi, wanita hamil dan anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Lalu negara mana saja yang memiliki wabah Monkeypox?

Lebih dari 80 kasus Monkeypox telah dikonfirmasi pada setidaknya 9 negara Eropa, serta Amerika Serikat (AS), Kanada dan Australia.

Negara Eropa itu adalah Inggris, Spanyol, Portugal, Jerman, Belgia, Prancis, Belanda, Italia dan Swedia.

WHO pun telah menyuarakan keprihatinan mereka, karena wabah baru-baru ini memang tampak 'tidak biasa dan terjadi di negara-negara non-endemik'.

Monkeypox biasanya tidak muncul di Eropa dan paling sering ditemukan di bagian terpencil wilayah Afrika Tengah dan Barat.

Berikut adalah daftar negara yang telah menemukan kasus Monkeypox, meliputi:

Inggris

Inggris menjadi lokasi wabah ini kali pertama diidentifikasi, sejauh ini, negara tersebut memiliki 21 kasus Monkeypox yang dikonfirmasi.

Pada Senin kemarin, kasus pertama virus ini terdeteksi di Skotlandia.

Panduan resmi dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan siapapun yang memiliki kontak langsung dengan kasus yang dikonfirmasi harus diisolasi selama 21 hari.

Spanyol

Di Spanyol, jumlah kasus Monkeypox yang dikonfirmasi telah mencapai 34.

Mayoritas kasus ini telah ditelusuri ke pesta sauna dewasa di Madrid yang telah diidentifikasi sebagai acara superspreader.

Belgia

Pada Sabtu lalu, Belgia mencatat kasus ke-4 Monkeypox.

Laporan media lokal telah melacak wabah itu ke festival Darklands, di mana tiga orang dinyatakan positif.

Perlu diketahui, Belgia menjadi negara pertama yang memberlakukan karantina untuk kasus Monkeypox.

Mereka yang terinfeksi wajib diisolasi selama 21 hari.

Sedangkan kasus kontak erat tidak wajib dikarantina, namun disarankan untuk tetap waspada dan menghindari kontak dengan orang yang rentan.

Portugal

Pada Senin kemarin, Portugal melaporkan 14 kasus baru Monkeypox, sehingga total kasusnya menjadi 37.

Banyak diantara mereka yang tertular merupakan pria muda.

Italia

Jumlah kasus Monkeypox di Italia telah meningkat menjadi 4 kasus, 2 diantaranya diyakini baru-baru ini berlibur di Kepulauan Canary.

Denmark

Denmark melaporkan kasus dugaan Monkeypox pertamanya pada Senin kemarin.

Orang yang dimaksud, baru saja kembali dari perjalanannya ke Spanyol.

Lalu apakah Eropa memberlakukan pembatasan perjalanan?

Saat ini, wabah Monkeypox belum mengakibatkan pembatasan perjalanan.

Namun, Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge telah memperingatkan bahwa saat memasuki musim panas yang diikuti dengan pertemuan massal, festival dan pesta, penularan bisa saja meningkat.

Ini mungkin mendorong pembatasan lebih ketat yang akan mempengaruhi perjalanan di Eropa pada musim panas ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini