News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kepala Jaksa Ukraina Prediksi akan Ada 100.000 Lebih Kasus Kejahatan Perang yang Dilakukan Rusia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayat tergeletak di sebuah jalan di Bucha, barat laut Kyiv, pada 2 April 2022, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia membuat mundur cepat dari daerah utara sekitar Kyiv dan kota Chernigiv.

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina percaya mereka akan mengidentifikasi lebih dari 100.000 kasus kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia.

Dilansir The Sun, Kepala Jaksa Iryna Venediktova mengatakan timnya sudah menyelidiki hampir 14.000 kasus, Sabtu (28/5/2022).

Namun jumlah sebenarnya yang dilakukan oleh pasukan Vladimir Putin diperkirakan mencapai 100.000.

Jumlah itu berdasarkan perkiraan dari apa yang terungkap dalam tiga bulan pertama invasi, kata seorang sumber di kantornya.

Jaksa di sana sudah membangun kasus kejahatan perang tetapi prosesnya dapat berlangsung berbulan-bulan karena "skala kengerian" yang sudah terungkap.

Saat ini, Rusia melakukan serangan besar-besaran di Severodonetsk.

Baca juga: Sidang Kejahatan Perang Ukraina yang Pertama: Tentara Rusia Dipenjara Seumur Hidup

Baca juga: Tentara Rusia Pertama yang Diadili atas Kejahatan Perang Mengaku Bersalah Bunuh Warga Sipil

Asap dan kotoran membubung dari kota Severodonetsk, selama penembakan di wilayah Donbas, Ukraina timur, pada 26 Mei 2022, di tengah invasi militer Rusia yang diluncurkan ke Ukraina. (ARIS MESSINIS / AFP)

Namun, Rusia juga belum menyerah untuk mendapatkan kota kedua di negara itu, Kharkiv.

The Sun berhasil mengungkapkan rincian kejahatan perang yang terjadi di kota bagian timur laut Ukraina itu.

Kasus kejahatan perang ini termasuk kasus yang sedang berlangsung di Kharkiv di mana tiga mayat ditemukan terbakar di ruang bawah tanah dengan bukti adanya pembakaran.

Ahli TKP telah dibawa ke penyelidikan.

Pria, wanita dan anak-anak disiksa dan ditembak sebelum ditutup dengan ban mobil dan dibakar.

Dinas keamanan negara itu juga menyelidiki pemerkosaan seorang wanita di desa Little Rogan sebagai kejahatan perang.

Baca juga: Berita Foto : Ukraina Adili Tentara Rusia atas Kejahatan Perang

Baca juga: ICC Kirim 42 Ahli untuk Selidiki Dugaan Kejahatan Perang di Ukraina

Venediktova berkata:

"Hari ini kami memiliki hampir 14.000 kasus hanya tentang kejahatan perang dan hampir 6.000 kasus yang terkait."

"Itu berarti kami memiliki banyak sekali preseden dan setiap hari kami memiliki lebih banyak dan lebih banyak lagi."

"Ada tambahan 100, 200, itu tergantung pada harinya."

Sebuah sumber di Kharkiv mengatakan kepada The Sun bahwa para pejabat percaya bahwa angka sebenarnya sudah mencapai 100.000 berdasarkan apa yang mereka temukan sejauh ini.

Para pejabat Ukraina saat ini mulai mengungkap kengerian pada minggu-minggu awal invasi ketika pasukan Rusia mendekati ibukota Kyiv dan kemudian mundur menuju kota-kota seperti Bucha dan Kharkiv.

Sumber itu mengatakan, "Kengerian baru ditemukan setiap hari."

"Skala perilaku kebiadaban dan barbar tidak pernah terdengar."

Baca juga: Vadim Shishimarin, Tentara Pertama Rusia yang Diadili di Ukraina atas Kejahatan Perang

Baca juga: Relawan Prancis Saksikan Kejahatan Perang Pasukan Ukraina dan Milisi NeoNazi Azov

Seorang wanita melihat peti mati suaminya yang terbunuh, di sebuah pemakaman di Bucha, pada 18 April 2022, selama invasi Rusia ke Ukraina. (Yasuyoshi CHIBA / AFP)

"Fokusnya adalah membangun bukti sebanyak mungkin untuk memastikan monster yang bertanggung jawab atas kejahatan jahat ini mendapatkan keadilan."

"Sepertinya akan ada 100.000 dan masih banyak lagi yang bisa ditemukan."

"Ini benar-benar menyiksa."

"Para penyelidik sedang menelusuri kota-kota yang diinvasi Rusia pada dan menemukan kengerian yang tak terbayangkan dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya."

Lebih dari 1.000 bangunan medis atau pendidikan juga telah dihancurkan dalam konflik tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini